Peninggalan Sejarah Mongondow Ditelusuri

BOGANINEWS KOTAMOBAGU — Situs peninggalan sejarah suku Mongondow, kini mendapat perhatian serius dari sejumlah kalangan warga dan Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu, untuk ditelusuri.
Penelusuran itu dilakukan untuk membuktikan kebenaran informasi terkait peradaban suku Mongondow di masa silam. Diantaranya berupa makam para raja, pengawal raja (Bogani) yang ada diwilayah Kota Kotamobagu.
Ketua tim telusur jejak para Bogani, Toto Suryawan Monoarfa mengatakan, penelurusan ini dilakukan agar keberadaan situs sejarah tersebut dapat diketahui secara jelas.
“Kami mendatangi langsung beberapa lokasi tempat bersejarah, makam para raja dan leluhur orang Mongondow,” kata Toto, Minggu (6/5) kemarin.
Toto menjelaskan, selain itu tim yang diprakarsai oleh sekelompok anak muda yang beragam profesi, terdiri dari anggota Polri, anggota legislatif daSelatan. pewarta ini, juga mendatangi beberapa orang tua yang mengetahui tentang sejarah suku Mongondow.
“Kalau bisa, kami sarankan Pemerintah Kota melakukan penggalian makam bersejarah yang hingga saat ini, belum diketahui pasti siapa pemiliknya, agar semuanya jelas,” jelasnya.
Ia pun berharap, Pemkot Kotamobagu bisa menindaklanjuti penelusuran tersebut secara detail, agar kedepannya sejarah daerah yang dulunya memiliki kerajaan terbesar di Sulut itu, tidak hanya menjadi sebuah cerita belaka.
“Kerajaan sudah tidak ada lagi. Akan tetapi, situs sejarah yang kita miliki saat ini akan menjadi nilai berharga untuk daerah. Yakni bisa diusulkan untuk cagar budaya, agar generasi yang akan datang juga tau tentang sejarah daerah kita,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kotamobagu, Moch Agung Adati mengungkapkan, telah mengagendakan kunjungan ke Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
“Ya, dalam waktu dekat ini kami berencana ke balai arkeologi Sulut untuk membicarakan penelitian situs-situs sejarah yang ada di Kotamobagu,” ungkapnya.
Terkait usulan untuk dilakukan penggalian makam, kata Agung, nanti akan dikoordinasikan dengan tokoh adat di Bolaang Mongondow.
“Itu juga lebih bagus, karena dengan digali kita akan mendapatkan informasi yang akurat, yang menggali itu balai arkeologi. Tapi, semua  bisa dilakukan jika tidak ada yang keberatan dengan proses penggalian ini. Terutama, tokoh adat dan mungkin juga anak cucu dan para leluhur ini,” tandasnya.
Diketahui dari berbagai artikel dan literatur sejarah Bolaang Mongondow, pusat pemerintahan kerajaan terdapat di Kelurahan Kotobangon Kecamatan Kotamobagu Timur. Sayangnya, bangunan kerajaan ini sudah tidak ada lagi terbakar pada pergolakan Permesta puluhan tahun silam. (Ino)

Komentar