Pernikahan Dini Tinggi Risiko

BOGANINEWS, BOLTIM — Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Selasa (27/11), menggelar pertemuan forum musyawarah Kampung KB tingkat desa, di kantor Pos Penyuluhan Desa (Posludes), Desa Motongkat, Motongkat, Bolaang Mongondow Timur (Boltim).

Pada kegiatan itu, perwakilan BKKBN Provinsi Sulut, Geetruida Sumampow menerangkan, usia ideal pasangan untuk melangkah pada jenjang pernikahan ada standarnya. Laki-laki, kata dia, yakni 25 tahun, sedangkan untuk perempuan 21 tahun.

“Pernikahan dini sangat berisiko dari segi kesehatan kuatnya rahim perempuan. Banyak angka kematian ibu hamil di Indonesia, hanya saja sekarang banyak kejadian dipaksa untuk menikah, karena sudah hamil duluan. Ini tergantung didikan dan kontrol orang tua, karena di sekolah mereka menerima pelajaran saja. Nah, di rumah, tugas orang tua untuk dapat membimbing anak dari pergaulannya,” jelasnya.

Ia juga mengimbau, agar para ibu harus mengatur jarak kehamilan, guna mewujudkan program keluarga berencana (KB). “Jarak kelahiran anak perlu, makanya ada alat kontrasepsi seperti pemasangan implan, suntik KB, pil KB dan ada juga KB buat laki laki yaitu pasektomi,” ujarnya.

Sementara itu, Camat Motongkat, Abdul Muktar Gaib mengatakan, program KB patut diimplementasikan dimasyarakat. “Ini sesuai program pemerintah dua anak cukup. Karena jika tidak ikut program ini, sangat kuat pengaruhnya pada tingkat ekonomi dan aktifitas dari orang tua. Program ini juga untuk menyejahterakan masyarakat sendiri dan meningkatkan kualitas hidup keluarga,” ucapnya. (Agm)

Komentar