Dinkes Boltim Kekurangan Tenaga Sanitarian

BOGANINEWS, BOLTIM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Bolaang Mongondow Timur (Boltim), berupaya menjawab tantangan yang dihadapi menyangkut program pembangunan kesehatan masyarakat, terutama dalam pengelolaan limbah. Dengan demikian upaya Dinkes memaksimalkan layanan kesehatan terhadap masyarakat ditekankan lewat program Hygiene dan Sanitasi.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinkes Boltim Eko Marsidi saat membuka pertemuan e-Monitoring dan Evaluasi (e-Monev) Limbah, Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes), Puskesmas (PKM) dan Promotor Kesehatan, Rabu hingga Kamis (3/10/2019), bertempat di Goba Molunow, Kecamatan Mooat.
“Pada program tersebut, sebanyak 16 tenaga atau petugas Sanitarian dari seluruh PKM, mendapat bimbingan tentang pengolahan limbah medis Fasyenkes di Boltim khususnya,” kata Eko. Lanjutnya, kondisi pengolahan limbah medis belum mememenuhi persyaratan sebagaimana Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutunan (Permen LHK). Selain itu kondisi sekarang ini PKM yang ada di Boltim, belum sepenuhnya memiliki Sanitarian.
“Dari delapan PKM, hanya empat PKM yang memiliki tenaga Sanitarian, sehingga kesulitan dalam mengembangkan program kesehatan lingkungan di PKM. Sanitarian PKM belum juga memahami tata cara pengisian laporan E-Monev. Karena itu untuk mendukung program PKM, mengangkat tenaga promotor kesehatan untuk mendukung program dari dalam dan luar PKM,” jelas Marsidi.
Menurtnya, adanya e-Monev, program hygiene dan sanitasi pada pertemuan dengan petugas sanitasi puskesmas, mampu ditangani dan diatasi. Tak hanya itu, e-Monev limbah Fasyenkes Puskesmas diciptakan untuk memudahkan petugas sanitarian dan pengelola program sehingga data progres dilapangan dapat diupdate secara akurat.
“Data hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan untuk dilakukan advokasi lintas sektor, untuk menuju pengelolaan limbah yang sesuai dengan peraturan yang ada. Semoga pertemuan ini dapat memberikan dampak dan manfaat yang nyata, sebagai kontribusi untuk mendukung Kabupaten Boltim sehat,” paparnya.
Terpisah, Kepala Bidang Program Kesehatan Dinkes Boltim Kartini Djaman mengatakan, apabila limbah cair dari Fasyankes tidak diolah terlebih dahulu, tetapi langsung dibuang di sungai atau lahan resapan, maka Fasyenkes akan menjadi sumber penyakit.
“Karena itu Fasyankes perlu memiliki petugas yang mampu mengelola limbah cair secara benar,” ungkap Kartini. (Agung)