Ketum Badko HMI Sulutgo di Aniaya Sejumlah Preman

BOGANINEWS, KOTAMOBAGU – Ketua Umum (Ketum) Badan Koordinasi (Badko) Sulawesi Utara dan Gorontalo (SulutGo) Usman Anapia, Senin (16/4) sekira pukul 22.15 WITA, dianiaya sejumlah orang tak dikenal. Peristiwa penganiayaan tersebut terjadi di rumah korban di Kelurahan Moodu, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo.

Dari penuturan korban, malam itu sekitar sepuluh preman masuk ke rumahnya dan langsung melakukan penganiayaan. Padahal saat itu, dirinya sedang memberikan kajian kepada beberapa kader HMI. “Sejumlah orang tak dikenal ini masuk ke rumah dan langsung memukul Saya,” aku Usman.

Sementara itu, Wahyu Pulumuduyo, salah satu saksi yang juga kader HMI yang sedang mengikuti kajian menuturkan, ia sendiri kaget melihat sejumlah orang masuk ke dalam rumah dan langsung marah-marah kemudian melakukan penganiayaan. “Ada yang memukul di kepala, ada yang menjambak dan ada yang menampar,” aku Wahyu.

Senada dikatakan Fadli Melu salah satu saksi, bahwa ia mendengar ada suara bentakan keras di dalam rumah dan beberapa orang lainnya di luar rumah sambil berucap dengan nada yang provokatif. “Pukul jo pa dia,” ucap Fadli meniru ucapan para preman tersebut. Peristiwa penganiayaan tersebut membuat para kader HMI murka. Mereka tidak terima penganiayaan itu, apalagi mereka menyaksikan langsung ketua umumnya diperlakukan semena-mena. “Kami merasa ini pelecehan terhadap simbol organisasi. Kami akan mengambil langkah hukum untuk menuntaskan persoalan yang jelas-jelas persekusi,” kata Fadli.

Diketahui, peristiwa penganiayaan terhadap Ketum Badko HMI SulutGo, di picu persoalan sengketa tanah yang di kawal oleh Usman. Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, Usman mendapat pengakuan dari pamannya, jika dirinya dirugikan kalau tanah dijual tanpa pembayaran rumah yang ada di atasnya.

Mendapat pengakuan dari pamannya, Usman pun merespon masalah tersebut dan bermaksud mengawalnya agar bisa diselesaikan dengan baik. Sebagai aktivis, sudah seharusnya mereka melakukan pengawalan terutama bagi masyarakat yang tertindas. “Meski dia bukan keluarga, Saya pasti tetap akan mengawal orang tertindas. Dan mereka yang bersengketa ini masih keluarga semua,” tutur Usman. (Ino)

Komentar