BOGANINEWS, BOLTIM – Kepedulian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) terhadap sektor pendidikan sudah sangat membantu dalam hal pemberian bantuan anak asuh yang akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Buktinya warga tak perlu berpikir sulit tentang biaya melanjutkan anak-anak mereka untuk mengejar ilmu pendidikan sampai keperguruan tinggi, karena Pemkab Boltim sudah menganggarkan dana anak asuh, disetiap semester sampai menyandang gelar Sarjana.
Namun kebijakan ini, dinilai belum efektif dalam penanganan anak-anak yang sedang melanjutkan pendidikan di luar daerah. Seperti yang di tuturkan oleh Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Boltim, Amalia Ramadhan S Landjar (ARSL) program yang dilakukan oleh Pemerintah Boltim ini masih belum optimal. Menurutnya di dalam prosesnnya masih ada yang perlu di perbaiki.
“Secara formulasi, mekanisme atau prosesnya pencairan proposal dana bantuan anak asuh masih perlu terobosan dan mekanismenya yang lebih praktis. Saya melihat disinilah letak kesulitan teman-teman mahasiswa untuk mendapatkan hak mereka. Nah, bagaimana dengan nasib mahasiswa yang kuliah di luar Sulawesi Utara, setiap pengajuan proposal harus pulang ke daerah asalnya dengan biaya perjalanan yang tidak sedikit, belum lagi jadwal kuliah mereka harus ditunda hanya karena memperjuangkan proposal. Otomatis dana beasiswa untuk biaya semester sudah berkurang,” jelas Amalia Selasa (28/1/2020).
Ia juga meminta kepada Pemkab Boltim agar dapat memudahkan permasalah yang di hadapi oleh mahasiwa dengan melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan setiap Universitas tempat teman-teman, mahasiswa kuliah.
“Saya berpikir, ketika Pemkab mampu melakukan MoU dengan beberapa Universitas, ini salah satu solusi bahwa mahasiswa diberikan kemudahan dan pasti pembayaran uang semester tidak lagi tertunda. Karena kalau masih dalam proses pembayaran seperti saat ini dengan sistem proposal, biasanya dananya masih terkendala tiga sampai empat bulan baru bisa cair,” terangnya.
Lanjutnya, kalau dengan sistem MoU, Kampus atau Universitas langsung menagih ke Pemda dan langsung ke rekening Universitas tempat mahasiswa kuliah. Tapi sebelum pencairan Pemda sudah harus memiliki gambaran anggaran berapa yang harus dibayarkan selama dua semester dalam setahun. “Saya berharap pemerintah dapat melakukan hal ini guna kemudahan mahasiswa,” pintanya.
Dikatakannya, ketika program ini jalan, maka secara nyata pemerintah telah menjawab kekhatiran orang tua atau pemerintah, bahwa dana yang dicairkan benar-benar tepat sasaran karena langsung ke rekening Universitas. Tapi kalau pencairannya masih menggunakan proposal dengan sistem masuk ke rekening pribadi, kita bisa memungkiri bahwa anak muda selalu banyak dengan godaan. Tapi kalau langsung ke rekening Kampus tidak ada kekuatiran,
Meski demikian, apa yang sudah dilakukan oleh Pemda Boltim selama ini sudah sangat luar biasa karena satu-satunya daerah yang memberika apresiasi kepada anak-anak muda Boltim dengan memberikan bantuan anak asuh selama kuliah yang dibayarkan setiap persemester.
“Harapan saya kedepan di tahun 2020-2021 sebelum berakhirnya jabatan kepemimpinan pak Bupati Sehan Landjar bersama Bapak Wakil Bupati Rusdi Gumalangit, pergantian Bupati selanjutnya bisa melanjutkan program-program pro rakyat ini, karena sudah memiliki gambaran positif yang kita lakukan sebagai apresiasi atau pemberian penghargaan kepada anak-anak muda,” harapnya. (Agung)
Komentar