Fasilitas Sekolah dan Tunjangan Guru di Pelosok Jadi Catatan Disdik Bolmong

[wptv_listing]
BOGANINEWS, BOLMONG Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong), Yasti Soepredjo Mokoagow, menargetkan progres yang signifkan di bidang pendidikan untuk peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Dinas Pendidikan (Disdik) Bolmong, melakukan infentarisir sekolah-sekolah yang ada di pelosok. Sepekan terakhir, Disdik Bolmong turun ke sejumlah sekolah yang terisolir seperti di Desa Pomoman, Kecamatan Poigar dan Desa Kolingangaan di Kecamatan Bilalang.‬
‪Hari ini perjalanan tim Disdik Bolmong berlanjut. Tim yang dipimpin Kepala Disdik Renti Mokoginta, turun ke beberapa sekolah yang ada di Kecamatan Dumoga Timur dan dimulai dari Desa Kanaan. Di situ terdapat sebuah sekolah satu atap untuk Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Molingongot. Beruntungnya sekolah tersebut masih cukup baik dari segi infrastruktur maupun jumlah guru.‬
‪Di dusun setelahnya, yakni dusun Gunung Sari, terdapat satu SD yang hanya memiliki 3 kelas tanpa ruang guru dan hanya memiliki 13 murid.  Sekolah tersebut merupakan sekolah persiapan setelah gedung sebelumnya rusak akibat longsor. “Ini hibah dari warga, kemudian Pemda Bolmong bangun kembali di lahan baru ini untuk sementara,” kata Kepala Sekolah (Kepsek) SD Gunung Sari, Lusje Nontje Sondakh.‬
‪Lusje mengatakan, rata-rata murid di SD tersebut setelah lulus tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. “Mereka setelah lulus SD, tidak lanjut sekolah lagi. Malah justru bertani membantu orang tua,” ungkapnya.
‪Ia juga mengaku telah menghimbau agar orang tua murid bisa melanjutkan jenjang pendidikan anak-anak mereka. “Di sini jenjang pendidikan mereka hanya sampai SD, yang berlanjut sampai sarjana saja hanya satu orang,” tutur Lusje.‬
‪Tim Disdik Bolmong berlanjut ke SDN 1 Ikarad. Di sekolah yang memiliki 15 siswa itu memiliki sejumlah kekurangan, yakni plafon atap yang mulai rusak, serta toilet yang tidak bisa digunakan. Kepsek SDN 1 Ikarad, Marni Longdong mengatakan, biaya bantuan operasional sekolah (BOS) yang diterima tidak mencukupi untuk perbaikan sekolah. “Tahun ini dana BOS kita hanya Rp.12 juta, sementara yang akan kita bangun lebih dari itu,” katanya.
‪Ia mengaku, besaran dana BOS yang diterima sekolah hanya mampu menutupi belanja buku murid, serta pengadaan peralatan sekolah lain. “Kita berharap dana BOS naik agar kekurangan fasilitas yang ada bisa kita penuhi,” harap Marni.‬
‪Tak jauh dari sekolah tersebut, terdapat juga SDN 2 Ikarad, jumlah muridnya lumayan banyak, namun keluhan guru-guru hanya soal medan jalan yang mereka tempuh untuk menuju sekolah. Sebagian besar guru-guru di sekolah tersebut berasal dari Desa Kanaan, yang jarak tempuh ke Desa Ikarad mencapai 3 kilometer. “Tidak jauh kalau jalan bagus, tapi kalau hujan kita khawatir karena jalan berlumpur,” aku salah satu guru di sekolah tersebut.
Perjalanan pun berlanjut ke SMP Negeri 8 Dumoga. Di sekolah yang memiliki 24 siswa tersebut, ternyata masih kekurangan guru. Kepsek SMP 8 Dumoga Hetti E Potuku mengaku, sekolahnya masih kekurangan guru bahasa inggris, dan guru seni budaya. ‬”Kami bersyukur pak Kadis turun meninjau langsung kondisi sekolah, semoga kekurangan ini bisa ditindak lanjuti,” katanya.
‪Sementara itu, Kepala Disdik Bolmong Renti Mokoginta, mengatakan sejauh ini ada beberapa catatan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan usai melakukan peninjauan sekolah di pelosok. “Fasilitas sekolah dan tunjangan guru pelosok menjadi catatan kami untuk ditindak-lanjuti,” ucap Renti.‬
‪Renti mengaku, sejumlah guru di pelosok sudah tidak menerima lagi tunjangan guru pelosok. Padahal itu penting meningkatkan semangat pengajar di wilayah terpencil. “Seperti beberapa sekolah di Desa Ikarad, para pendidik tidak lagi menerima tunjangan guru pelosok. Setelah kita cek ternyata pemberian tunjangan itu berdasarkan data pemberian pemberdayaan desa. Padahal tahun lalu ada, yang pasti kita akan cek lagi,” ucapnya.
Menurut Renti, kunjungan Disdik ke wilayah pelosok ini selain menginfentarisir kekurangan sekolah terpencil, juga memberi perhatian serta semangat kepada pendidik. “Saya melihat masih banyak kebutuhan sekolah yang belum terpenuhi termasuk pendidik. Maka penting bagi saya untuk turun membangkitkan semangat mereka. Selain itu, kita juga bagikan buku dan alat tulis untuk para siswa,” jelas Renti. (ino)

Komentar