Sejarah Singkat Turunnya Ilmu Ilomata

BOGANINEWS – Di satu desa terpencil tepatnya Desa Dulamayo Kecamatan Talaga Kabupaten Gorontalo, lahirlah seorang anak pada tanggal 17 Oktober 1925 Masehi yang diberi nama Nusi Bakari. Saat menanjak dewasa ia akrab disapa dengan panggilan Pali Rani.

Namun ada kisah menarik saat Pali Rani lahir. Bayi Pali Rani lahir dengan menggenggam sebuah benda dan benda tersebut telah diwariskan dan simpan oleh anaknya bernama Idrus Nusi (Pasisa Idu). Dengan adanya benda yang di genggam Pali Rani saat ia lahir tersebut, diyakini sebagai pertanda akan lahirnya sebuah ilmu yang saat ini beranggotakan lebih dari 10.000 orang yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.

https://boganinews.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241120-WA0078.jpg

Pada usia 27 tahun Bapu Pali Rani, melakukan Tafakur selama 90 hari pada tahun 1952 Masehi di daerah pengunungan Busung Sapuo Desa Dulamayo Kecamatan Talaga Kabupaten Gorontalo.

Pada saat itu Bapu Pali Rani ditemani Paki Bangino yang menyaksikan langsung proses turunnya Ilmu Ilomata, yang seakan dia tidak percaya dengan apa yang disaksikannya. Saat itu Pakiki Bagino menyaksikan langit terbelah, memancarkan cahaya, hingga cahaya itu menyelimuti tubuh Pali Rani. Rasa takut dan gemetar timbal di hati Pakiki Bagino, rasanya ia ingin lari dan saat itu pertama kalinya kegaiban dan keajaiban Ilmu Ilomata.

Pali Rani ketika itu melihat Pakiki Bagino akan lari namun dengan telunjuknya yang dibarengi dengan suara teguran kepada Pakiki Bagino (Engkau jangan lari saksikanlah aku) Pakiki  Bagino sudah tidak berdaya dan sudah tidak bergerak lagi di tempat ia berdiri.

Setelah bertafakur selama 90 hari, Pali Rani dan Pakiki Bagino di tengah perjalanan setiap pohon yang mereka lewati merunduk seakan menghormati mereka dalam perjalanan dan itulah karomah sebagai tanda kewalian bagi orang yang dikehendaki Allah Subhanahu wa ta’ala. Pada tahun 1955 Masehi Ilmu yang di terima Pali Rani, diberi nama dalam bahasa Gorontalo Pohuli (Satuan Ilmu Dalam Diri).

Karomah lain dari Pali Rani yakni, suatu ketika KH. Abas Rauf mengalami sakit pada pergelangan. Lengannya tidak bisa digerakkan dan di angkat ke atas. Kemudian KH. Abas Rauf, datang ke kediaman Pali Rani. Saat itu Pali Rani hanya menarik taplak meja dan meminta lengannya digerakkan. Seketika sembuhlah penyakit yang diderita KH. Abas Rauf. Adanya pembuktian keajaiban nyata itu yang awalnya Ilmu ini dikenal Pohuli, namun disebutlah dengan bahasa Gorontalo dengan nama Ilmu Ilomata (Bukti kegaiban dan keajaiban nyata).

Pada Tahun 1970 Masehi dikenal oleh masyarakat luas Ilmu Ilomata. Namun pada tanggal 18 Juni 2021 dihadapan notaris  Mohamad Nizar Machmud, SH para ahli waris sebagai keturunan Pali Rani mendirikan yayasan yang diberi nama Yayasan Pohuli Ilmu Ilomata. Dengan berdirinya Yayasan Pohuli Ilmu Ilomata yang di dalamnya ada majelis Ilmu Ilomata, merupakan wadah setiap anggota menuntut Ilmu Ilomata dan Yayasan Pohuli Ilmu Ilomata merupakan wadah menyatukan para anggota Ilmu Ilomata dalam arti senyawa dalam ilmu dan menyatu dalam yayasan demi memperkokoh ajaran islam.

Diketahui, Pali Rani berpulang ke Rahmatullah pada Kamis 17 November 2002. Ia wafat dengan meninggalkan wasiat dan pedoman hidup ilmu yang harus dilaksanakan seluruh anggota Ilmu Ilomata. (WaOne)

Sumber : Yayasan Pohuli Ilmu Ilomata Ismail Nusi

Komentar