BOGANINEWS – Diduga karena seorang pemudik, orang tua dan 24 warga di Kecamatan Bungbulang, tertular virus Covid-19.
Kronologisnya, 24 orang warga Kecamatan Bungbulang yang terpapar Covid-19 tersebut, berawal dari adanya pemudik yang pulang ke Bungbulang.
Hal itu sebagaimana yang disampaikan Humas tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Pemkab Garut, Yeni Yunita yang dihubungi Kamis (20/5/2021).
Dikatakannya, pemudik tersebut, tinggal di Kota Cimahi dan sebelum mudik, sempat diisolasi karena Covid-19, namun sudah dinyatakan sembuh.
“Seluruhnya ada 24 orang, dua orang dirawat di RSUD, 22 orang diisolasi di GOR desa,” kata Yeni.
Akibat penularan virus Covid-19 itu, kampung mereka pun sejak Selasa (18/5/2021) di-lockdown hingga 10 hari kedepan, dilansir dari kompas.com.
Pemudik pulang, tulari orang tua dan warga sekampung
Yeni menceritakan, pemudik tersebut di kampung halamannya, bertemu dengan kedua orangtuanya. Setelah itu pulang kembali ke Cimahi. Namun, setelah pemudik tersebut pulang, orangtuanya jatuh sakit.
Saat orangtuanya sakit, banyak warga yang menjenguk.
“Setelah beberapa hari sakit, gejalanya mengarah ke Covid, akhirnya di swab dan dinyatakan positif, kemudian di-tracing hingga ada 24 orang yang juga positif,” katanya.
Hari ini, menurut Yeni tim dari Dinas Kesehatan telah diturunkan ke kampung tersebut untuk kembali melakukan swab terhadap warga di kampung tersebut.
Kampungnya pun, sudah di-lockdown sejak Selasa (18/5/2021) lalu hingga 10 hari kedepan.
“Kampungnya sudah di lockdown sejak selasa sampai 10 hari kedepan,” katanya.
Dinkes Garut: belum tentu dari pemudik
Dihubungi terpisah lewat telepon genggamnya, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani membenarkan adanya 24 orang warga Kecamatan Bungbulang yang terpapar Covid-19.
Namun, dirinya belum bisa memastikan dari pemudik yang datang menengok orangtuanya.
“Awalnya ada orangtua dikunjungi anaknya dua minggu lalu dari Bandung, anaknya pernah positif, tapi bukan Januari,” kata Leli, Kamis (20/5/2021) sore.
Jadi menurut Leli bisa jadi bukan karena itu, bisa jadi dari yang lain karena di dekat rumahnya juga ada tempat wisata pemandian atau aktivitas lain.
“Disana kan ada tempat wisata pemandian, bisa juga dari sana atau aktivitas lainnya, penyebabnya darimana kita belum bisa mastikan,” katanya.
Leli mengakui, kasus tersebut memang terungkap awalnya dari orangtua yang sakit dan diketahui belakangan Covid hingga saat ini dirawat di rumah sakit.
Setelah di tracing, ada 24 warga yang juga positif dalam satu RW tersebut. Soal lockdown di kampung tersebut, Leli mengaku masih akan melakukan kajian mengingat saat ini sulit menerapkan hal tersebut di masyarakat.
“Lagi dikaji, kalau PPKM mikro harus dikaki, tapi sekarang kan susah juga,” katanya.
Leli mengungkapkan, Dinas Kesehatan akan melakukan pemeriksaan secara acak untuk warga di RW tersebut. Bagi mereka yang negatif, diperbolehkan beraktivitas, sementara yang positif di karantina di rumah atau di GOR desa. (**)
Komentar