BOGANINEWS , KOTAMOBAGU – Pencegahan dan penanganan Kasus Stunting merupakan program aksi pemerintah dalam mewujudkan tatanan masyarakat yang sehat dan produktif.
Pemerintah Kota Kotamobagu giat melakukan upaya percepatan penanganan stunting di wilayah kerjanya.
Seperti setiap pertemuan Pemkot Kotamobagu selalu mengajak seluruh komponen lapisan masyarakat untuk bersama-sama dalam upaya menangani isu nasional tersebut, salah satunya organisasi perempuan di Kota Kotamobagu.
“Jadi setiap Organisasi, apa terlebih organisasi perempuan sangat dibutuhkan keterlibatannya dalam hal pencegahan dan penanganan stunting di daerah ini,” ujar Sofyan Mokoginta pekan lalu.
Ia juga menekankan terkait kasus stunting bukan hanya soal pengukuran kemudian dikategorikan sebagai penderita stunting, tapi bagaimana langkah-langkah pencegahan yang harus dilakukan.
“Untuk pencegahannya, pada saat usia laki laki dan perempuan siap menikah itu sudah diberikan edukasi. Jangan sampai ketika sudah berkeluarga dan ingin punya anak, tidak dibarengi dengan pengetahuan akan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi, nutrisi yang nantinya akan mencegah bayi yang dilahirkan mengidap stunting. Olehnya mari kita sama-sama mengajak masyarakat, baik itu ibu hamil dan masyarakat untuk ada di Posyandu,” pintanya.
Dikatakannya sesuai laporan yang diterima, antusiasme masyarakat dalam mengunjungi pelayanan Posyandu masih sangat rendah.
“Kami dapat laporan dari Dinas Kesehatan bahwa persentase kunjungan terhadap pelayanan Posyandu baru 40-50 persen. Itu artinya kesadaran masyarakat Kotamobagu untuk mendapatkan akses di tingkatan Posyandu maupun Puskesmas boleh dikatakan masih rendah. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama terutama organisasi perempuan. Olehnya mari bersama kita jalankan program pemerintah ini, dalam rangka menekan maupun mengurangi agar Kota Kotamobagu nol stunting,” tegasnya. (*)
Reporter Agung Mokodompit
Komentar