BOGANINEWS.COM,KOTAMOBAGU — Prestasi berhasil ditorehkan oleh atlet penyelam dalam ajang kejuaraan Porprov XII Sulut tahun 2025.
Meski secara letak geografis tak memiliki laut justru tampil menggila di arena selam.
Kotamobagu kembali membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi.
Pada Porprov Sulut XII 2025, cabor selam bukan hanya bangkit—tetapi meledak dengan torehan luar biasa: 3 medali emas, 3 perak, dan 3 perunggu.
Mereka menjawab keraguan dengan prestasi yang membuat banyak mata terbelalak.
Medali emas pertama hari ini dipersembahkan oleh Alleysha Karalieva A. Korompot yang tampil tanpa kompromi di nomor 400 meter Bifin Putri.
Alleysha menyisihkan lawan-lawannya dan mengibarkan nama Kotamobagu di podium tertinggi.
Di sisi putra, Abdullah Khairul Azzam Bengga menambah pundi prestasi dengan torehan medali emas di nomor 50 meter Bifin Putra setelah sebelumnya meraih medali perak.
Kecepatan, konsistensi, dan ketenangan Azzam menjadi modal penting dalam persaingan ketat di kolam selam.
Medali emas ketiga datang melalui Muh. Fabian Laoh yang menguasai nomor 100 meter Bifin Putra.
Dengan start bertenaga dan ritme yang stabil, Fabian memastikan Kotamobagu tetap berada di jalur perburuan medali.
Tak kalah membanggakan, Fransiska Katarina Lamongi mempersembahkan medali perak pada nomor 100 meter Bifin Putri, menambah daftar prestasi para atlet muda penuh potensi ini.
Ketua POSSI Kotamobagu, Muslim Patra Mokoginta, tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.
“Alhamdulillah, capaian hari ini sangat luar biasa. Alleysha menyumbang emas di 400 meter Bifin Putri, Azzam menambah perak, dan total akhir 3 emas, 3 perak, 3 perunggu. Ini benar-benar hasil kerja keras semua tim,” ujarnya.
Muslim pun mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak dan berharap prestasi ini menjadi awal kebangkitan lebih besar lagi.
“Terima kasih atas doa dan dukungan masyarakat Kotamobagu. Semoga para atlet terus tumbuh, berkembang, dan kembali membawa harum nama daerah di ajang-ajang berikutnya,” tutupnya.
Capaian itu juga mendapat pujian Icha, mahasiswa Unsrat asal Kotamobagu, yang menyebut ini adalah hal yang spesial.
“Ini sangat membanggakan, mengingat Kotamobagu secara geografis tidak memiliki laut. Yang artinya secara kultur tidak begitu dekat dengan dunia selam, Tapi justru mengukir prestasi gemilang. Ini benar-benar bukti bahwa semangat bisa mengalahkan keterbatasan,” ucapnya.
Dengan hasil spektakuler ini, cabor selam tidak hanya menyumbang medali—mereka menyumbang cerita inspiratif tentang bagaimana mimpi bisa berenang jauh, bahkan dari daerah yang tak punya laut.(And)
















Komentar