BOGANINEWS – Jika terbukti wabah Covid-19, diakibat kebocoran laboratorium Institut Virologi Wuhan, seorang ahli geopolitik asal Amerika Serikat yang juga penasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jamie Metzl mengatakan, Presiden China Xi Jinping bisa digulingkan.
Ia menuturkan, bukan hanya penggulingan Xi Jinping, para pemimpin dunia bisa juga menuntut ganti rugi kepada China atas dampak yang ditimbulkan dari wabah yang sudah berlangsung 1,5 tahun ini.
“Jika itu benar-benar terbukti di China, saya kira ada kemungkinan yang nyata Xi Jinping bisa digulingkan. Akan ada klaim untuk permintaan ganti rugi di seluruh dunia terhadap China. Ini akan menjadi pukulan geopolitik besar-besaran bagi negara itu,” kata Metzl, kepada LBC, seperti dilaporkan kembali The Sun, dilansir www.inews.id, Selasa (1/6/2021)
Sebagaimana diketahui, saat ini para ilmuwan terus melakukan penelitian asal mula wabah Covid-19, apakah akibat kebocoran laboratorium Institut Virologi Wuhan?.
Teori soal wabah mematikan akibat kebocoran lab Institut Virologi Wuhan sudah beredar sejak awal krisis kesehatan ini.
Dijelaskan Jamie, China bukan hanya disalahkan karena penanganan di awal, tapi juga menutupi informasi setelahnya.
Upaya untuk mengungkap kembalu soal asal usul virus corona kembali mencuat belakangan ini, salah satunya dilatarbelakangi ketidakpuasan para pakar atas hasil penyelidikan independen yang dipimpin WHO pada awal tahun ini.
Seruan itu bahkan datang dari Presiden AS Joe Biden. Dia memerintahkan jajarannya untuk mengungkap bagaimana virus corona sebenarnya hingga membunuh 3,5 juta orang di seluruh dunia.
Badan intelijen Inggris juga memperkuat penyelidikan soal klaim kebocoran laboratorium virologi Wuhan hingga memicu ketegangan dengan China.
China berulang kali membantah bahwa pandemi disebabkan kebocoran lab Institut Virologi Wuhan. China mengungkapkan kegeramannya mengenai rencana AS itu. Editorial yang diterbitkan media pemerintah Global Times menyebut AS arogan.
Disebutkan Badan intelijen AS tidak memiliki kemampuan lebih baik dalam bidang penelitian ketimbang WHO. Media itu juga menuduh pemerintah AS menggunakan politik dengan menuntut WHO harus melayani kepentingannya. (**)
Komentar