Dampak Covid-19, Petani Kentang di Desa Insil Kesulitan Menjual Hasil Panen

BOGANINEWS, BOLMONG Imbas Virus Corona atau Covid-19 yang melanda berbagai daerah di Indonesia, membuat para petani kesulitan memasarkan hasil panen mereka hingga ke luar daerah.
Hal ini seperti dirasakan Herdi Mokoagow, salah satu petani kentang di Desa Insil Kecamatan Passi Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong). Diungkapkannya, sudah hampir sebulan hasil panen kentang miliknya masih tertahan di rumah. Menurutnya, berdasarkan penuturan para pengumpul, bahwa mereka juga takut mengambil berlebihan karena pemesan dari luar daerah saat ini masih berkurang karena pasar di berbagai daerah mulai sepi.
“Mungkin mereka juga tidak mau rugi karena pasar di daerah mereka masih sepi akibat dampak virus corona ini,” jelas Herdi, saat diwawancarai awak media Senin (23/3/2020).
Dijelaskannya, akibat dari kurangnya pemesan ini, telah berimbas pada para petani yang harus rela mengalami kerugian jika kentang hasil penen mereka tidak ada pembeli.
“Kentang bertahan bisa sampai sebulan. Tapi ini sudah tiga minggu lebih tertahan. Padahal sebelum ada virus corona tidak seperti ini. Kami juga harus bersiap rugi jika kentang hasil panen membusuk kalau tidak ada pembeli,” katanya.
Sementara itu, Joli Mangalu, salah satu pengumpul atau pemborong kentang di desa tersebut, juga mengakui bahwa pasar di luar daerah masih sepi pembeli.
“Yang lalu saja barang yang sudah di kirim ke daerah lain seperti Palu (Sulawesi Tengah) harus dibawa pulang, karena tidak ada pembeli. Selain itu, permintaan dari para pembeli di Manado juga masih kurang. Kami khawatir membeli banyak hasil panen para petani, sementara permintaan menurun. Saat ini kami juga masih mencari jalur lain, untuk menjual ke daerah lain. Namun masih menghitung biaya pengiriman apakah masih ada untung atau tidak,” jelasnya. (ino)

Komentar