Pemkab Boltim Prioritaskan Pembangunan Mental Anak, Lewat Satu Desa Dua Santri

[wptv_listing]

BOGANINEWS, BOLTIM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Timur (Boltim), tahun 2022 ini tidak hanya mengedepankan pembangunan fisik atau infrastruktur. Namun, pembangunan mental spiritual khusus bagi anak-anak juga akan dikedepankan.

Salah satu program dari Bupati Boltim, Sam Sachrul Mamonto yang mulai berjalan tahun ini adalah program satu desa dua santri, yang sudah dituaangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pondok Pesantren Miftahul Khoir Tebuireng VII Buyat, pada 2 Maret 2022 lalu.

https://boganinews.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241120-WA0078.jpg

“Saya minta kepada para kepala desa untuk terus mensosialisasikan program ini. Namun, karena keterbatasan anggaran, tahun ini setiap desa baru bisa mengirimkan satu anak yang akan menjadi santri di Pondok Pesantren Miftahul Khoir Buyat,” kata Bupati.

Dijelaskannya, setiap santri yang akan mondok di pesantren, biayanya sudah ditanggung Pemkab Boltim. “Silakan saja langsung melapor ke pemerintah desa masing-masing. Nantinya pemerintah desa yang memiliki kewenangan memilih perwakilan yang akan dikirimkan menjadi santri di Pondok Pesantren. Yang paling utama adalah memiliki surat keterangan tidak mampu yang dikeluarkan oleh pemerintah desa masing-masing,” terang Sachrul.

Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Khoir Tebuireng VII Buyat, Kyai Abdurrahman Modeong mengatakan, pendaftaran santri baru sudah mulai di buka sejak pekan lalu.

“Pendaftaran santri baru sudah mulai di buka pekan lalu. Para santri di sini akan mengikuti pendidikan formal di Madrasah Tsanawiyah atau setara Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Aliyah setara dengan SMA,” jelas Kyai Abdurrahman, Rabu (1/6/2022).

Lanjutnya, para santri di Pondok Pesantren ini juga akan dibekali berbagai pengetahuan dan pendalaman tentang agama Islam. Keunggulan Pondok Pesantren ini adalah pembelajaran kitab kuning atau kitab yang dituliskan oleh ulama Salaf dari generasi Tabi’in yang saat ini dipelajari di pondok-pondok pesantren besar di Pulau Jawa.

“Santri juga akan belajar Tauhid yang merujuk ke imam Al Asy’ari dan Taturidi. Bidang Fiqih Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam hambali. Bidang Tasawuf Imam Al Gozali dan lain-lain. Untuk para tenaga pengajar di sini juga keluaran dari pesantren Miftahul Khoir Tasikmalaya dan pesantren Riyadul Solihin Ciamis,” ungkap Kyai Abdurrahman.

Komentar