Akibat Kemarau Panjang, Harga Barito di Pasar Boltim Melonjak

BOGANINEWS, BOLTIM – Kemarau panjang di Kabupaten Bolaang Mongonfow Timur (Boltim), mengakibatkan harga Bawang, Rica, Tomat, (Barito) dan rempah-rempah naik. Dari hasil penelusuran awak media, harga rempah di sejumlah pasar tradisional merangkak naik.

Seperti di salah satu pasar tradisional yang ada di Kecamatan Kotabunan, dan Kecamatan Tutuyan, mulai dari harga rica (cabai) Rp 90.000 per kilogram, jeruk 30.000 per kilogram dan batang bawang 35.000 satu ikat.

Sesuai penuturan Jemi Matoha salah satu pedagang, kenaikan paling tajam terjadi pada harga cabai. Pekan lalu cabai dijual dengan harga per kilogram Rp 60 ribu, namun beberapa hari terakhir ini tiba-tiba mengalami kenaikan menjadi Rp 75 ribu, sampai Rp 80 ribu perkilo.

“Untuk rica, kita jual Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per liter. Sedangkan perkilonya di jual Rp 75 ribu sampai Rp 80 ribu. Bahkan ada yang di jual hinga Rp 90 ribu perkilonya,” aku Jemi pada media ini, Senin (30/9/2019).

Menurutnya, kenaikan harga cabai ini dikerenakan pasokan atau stok dari petani berkurang lantaran musim kemarau.

“Pasokan dari petani berkurang, jadi harga rica melambung. Sementara harga pangan lainnya, seperti bawang mera, bawang putih, bawang batang naik sedikit. Sedangkan untuk tomat masih stabil,” jelasnya.

Selain itu katanya, yang menyebabkan harga rempah-rempah melonjak karena petani begitu kesulitan untuk mengurus tanaman di musim kemarau.

“Petani begitu kesulitan mengurus tanaman rempah karena dengan keterbatasan air akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Akhirnya mereka harus mengambil dan mengangkut air untuk menyirami tanamanya,” ungkapnya.

Ditambahkannya, dengan harga ini, persediaan di pasar masih mencukupi untuk memenuhi permintaan dan konsumen tidak mengeluh karena ini kebetuhan sehari-hari.

“Diharapkan, kedepannya harga rempah-rempah bisa normal seperti semula,” harapnya.

Terpisah, dikatakan penjual ikan Lindah Tongoi, bahwa harga ikan beberapa pekan lalu juga naik, dikarenakan para nelayan enggan melaut.

“Karena faktor cuaca yang berangin kencang dan sebagian nelayanya masih melakukan panen cengkih, maka stok ikan juga berkurang,” ujarnya. (Agung)

Komentar