BOGANINEWS, BOLSEL – Dua bulan terakhir sejak Januari sampai akhir Februari 2017 ini, harga cabe terus merangkat naik. Meroketnya harga cabe ini sampai menyentuh Rp 85 ribu per kilonya. Pantauan BoganiNews.com ini, masyarakat mulai khawatir dengan kenaikan harga cabe yang setiap harinya terus naik.
Menurut Nurna Ismail, salah satu pemilik warung makan di pinggiran pantai Desa Sondana, kenaikan harga cabe ini sangat berpengaruh terhadap penjualan. “Biasanya para pembeli menginginkan masakan pedas. Tapi dengan mahalnya harga cabe, kami tidak bisa memenuhi keinginan pembeli terutama yang sudah berlangganan,” aku Nurna.
Lanjutnya, keinginan para pembeli untuk menikmati masakan pedas tidak bisa di tolak. Sementara jika menggunakan cabe kering, para pembeli langsung komplen. “Masakan kita memang harus menggunakan cabe segar. Itu sudah resep baku yang menjadi keinginan pelanggan,” jelasnya. Nurna juga berharap, kenaikan harga cabe ini bisa cepat stabil agar tidak berpengaruh pada omset penjualan. “Kita hanya berharap, agar harga cabe bisa cepat stabil seperti biasanya,” harapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UKM) Mulyono Rochim, membenarkan informasi tersebut. Menurutnya, kenaikan harga cabe dipengaruhi oleh peningkatan permintaan konsumen. Sementara yang terjadi dilapangan justru sebaliknya. “Hasil produksi tidak sebanding dengan permintaan. Hasil produksi saat ini menurun,” aku Mulyono.
Kadis memastikan kenaikan harga cabe memiliki dampak positif dan negatif. Sebab bagi petani kenaikan adalah keuntungan, namun kerugian bagi masyarakat khususnya pengusaha rumah makan. Meski demikian, perubahan harga pasar tidak bisa dihindari, tapi bisa diminimalisir. “Memang begitulah hukum pasar. Produksi menurun malah permintaan yang naik. Sudah jelas harganya akan melambung,” kata Kadis.
Walaupun hukumnya seperti itu, namun ia mengaku tidak akan tinggal diam, karena akan melakukan pengawasan di pasar, agar tidak ada yang memanipulasi harga serta dengan sengaja melangkakan cabe dengan tujuan menaikan harga. “Kita sudah turun lapangan untuk mengantisipasi permainan harga cabe. Namun, sampai saat ini belum ada indikasi terjadi permainan harga,” terangnya. (Alan)
Komentar