BOGANINEWS, BOLSEL – Sukses mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel), kembali mendapat penghargaan sebagai daerah peringkat kedua dalam tindak lanjut pengembalian Tuntutan Ganti Rugi (TGR).
Diungkapkan Kepala Inspektorat Bolsel, Ridel Paputungan, pengembalian TGR di Bolsel sudah mencapai angka di atas 82, 23 persen dari 2009 sampai 2015. Angka tersebut menjadikan Bolsel sebagai daerah kedua di Sulut yang paling progres dalam pegembalian TGR. “Seluruh daerah di 15 Kabupaten Kota se-Sulut, baru Bolsel dan Kotamobagu yang pengembalian TGR-nya di atas 80 persen,” aku Ridel.
Lanjutnya, saat ini sisa TGR yang belum dikembalikan masih berkisar 17,77 persen. Rencananya akan dipacu di tahun 2017 mendatang. “Hasil pengembalian kerugian negara ini langsung disetorkan ke kas daerah. Sedangkan untuk sisanya mudah-mudahan tahun depan bisa tertagih semuanya hingga tuntas seratus persen,” paparnya.
Diakui Ridel, kerugian negara sebagian besar terjadi karena proyek kegiatan yang tidak tuntas. Selain itu, temuan ditiap instansi, inventaris aset dan lain sebagainya. “Yang banyak menjadi catatan BPK adalah aset di tahun 2013 ke bawah. Dimana jenis aset terlampir di KIB (Kartu Inventaris Barang) sementara fisiknya tidak ada atau hilang. Itulah yang dianggap temuan. Maka dari itu, solusinya Pemda memberikan kesempatan kepada instansi atau oknum penanggungjawab melakukan pengembalian secara berkala,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Bolsel, Hi Herson Mayulu SIP, menegaskan, Bolsel bisa saja peringkat pertama dalam pengembalian TGR ini, jika tidak ada catatan temuan aset tersebut. Hanya saja kata Bupati, selain hilang, ada beberapa aset Pemda seperti Kamera, Laptop dan kendaraan roda dua dan lainnnya yang sengaja dikaburkan oleh oknum ASN seperti di Dinas Pertambangan. “Banyak yang melaporkan aset pemda tersebut rusak. Kalau rusak, koordinasi dengan bidang aset, supaya bisa dilakukan penghapusan. Jangan dibiarkan, hingga akhirnya repot sendiri,” jelasnya.
Ditegaskannya, dari 40 poin indikator catatan BPK dalam penilaian TGR ini, Bolsel banyak mendapat catatan dalam persoalan inventaris aset. “Pengelola aset harus bertanggungjawab penuh. Karena pengelolaan aset merupakan indikator utama BPK dalam menyimpulkan opini ditiap daerah,” tukasnya. (Ali)
Komentar