BOGANINEWS, BOLMONG – Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Yasti Soepredjo Mokoagow, turun langsung ke lokasi longsor yang terletak di Desa Komangaan Kecamatan Bolaang Jumat 10 Desember 2021.
Longsor yang terjadi di ruas Kaiya-Kotamobagu itu terjadi Rabu (8/12) akibat curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Saat meninjau lokasi longsor, Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow langsung bertemu dengan tim Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV Sulawesi Utara dan Gorontalo untuk memastikan penanganan serta pembersihan material longsor.
Selain itu Bupati juga memastikan, longsor tersebut, tidak ada masyarakat yang menjadi korban serta menguntruksikan tim relawan dari BPBD, TNI/Polri, Satpol PP dan lainnya untuk melakukan penanganan.
“Saya hari ini bersama Kepala BPBD, Camat, angota TNI-Polri serta tim BPJN memastikan terkait penanganan longsor yang saat ini sedang dalam pembersihan,” ujar Bupati.
Bupati mengatakan, Pemkab akan menelaah lebih dalam tentang faktor-faktor yang penyebab longsor termasuk penanganan tebing bersama BPJN.
Bupati juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim relawan maupun masyarakat setempat yang telah bekerja ekstra dalam membantu dalam penanganan material longsor
“Kita sangat berterima kasih kepada seluruh relawan yang sudah bekerja keras dan luar biasa dalam musibah ini. Dan ini akan menjadi sebuah atensi khusus dari pemerintah provinsi untuk segera mendapatkan perhatian,” sambungnya.
Bupati mengaku sudah menemui Kepala Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV Sulawesi Utara dan Gorontalo, Erik A. Singarimbun, untuk sama-sama mencari solusi terbaik.
“Saya baru selesai meeting dengan Pak Erik dan team BPJN XV SulutGo. Kami bahas serius, baik program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Sebab, jika dibiarkan, Kawasan Komangaan akan tetap seperti itu. Kering di musim panas dan longsor di musim penghujan,’’ kata Bupati YSM, singkatan Yasti Soepredjo Mokoagow.
Saat ini kondisi di lokasi sedang dilakukan pembersihan material longsor agar supaya arus lalu lintas normal kembali.
YSM menuturtkan, sudah membuat program penanganan kawasan itu dalam tiga tahap. Yakni, jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Jangka pendeknya adalah penanganan bencana longsor secepatnya, sekaligus mencari alternatif lain bila jalur itu tertutup longsor.
Jangka menengah adalah memberi penyadaran kepada masyarakat untuk tidak membuat bangunan permanen di bantaran sungai. Logikanya 50 meter dari bantaran sungai tidak boleh ada bangunan.
“Jangan membangun rumah permanen. Selain menyalahi aturan, juga membahayakan. Baik jiwa kita dan pemukiman kita,’’ tuturnya.
Selain itu ia berharap, warga rela agar lahan di pinggiran gunung diikhlaskan untuk dibangun dam atau talut guna menjadi penyanggah saat musim hujan.
“Kondisi tanah di Komangaan memang rawan pergeseran dan juga tebingnya masih tinggi. Jalan terbaik adalah Cutting untuk dibuatkan Dam. Ini perlu kerelaan warga untuk memberikan lahannya. Saya sangat berharap warga bisa memahami bahwa jika dibiarkan terus seperti ini, maka kejadian seperti ini akan terus berulang. Terutama saat musim hujan tiba,” pinta mantan Ketua Komisi V DPR RI ini.
Selain itu untuk jangka panjang, setelah di-Cutting, di atas lahan nanti ditanami tanaman tahunan. Untuk menjadi penyerap air saat musim hujan.
“Itu progres yang akan kita lakukan bekerjasama dengan BPJN XV dan Pemkab Bolmong. Tentu juga dibutuhkan lobi ke Kementrian PUPR untuk pendanaan sebab ini jalan nasional,’’ tandas YSM. (*)
Komentar