Penting bagi Generasi, Tahlis Apresiasi Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat

BOGANINEWS, BOLMONG Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), menggelar pelatihan kader pemberdayaan masyarakat tingkat Kabupaten Bolmong tahun 2021, bertempat di Hotel Sutanraja, Jumat (9/7/2021).

Kegiatan yang digelar dengan protokol kesehatan ketat tersebut diikuti sebanyak 202 peserta yang dibagi menjadi dua tahap, masing-masing selama dua hari yakni tanggal 9 sampai 10 Juli 2021 dan 13 sampai 14 Juli 2021.

https://boganinews.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241120-WA0078.jpg

Sekretaris Daerah (Sekda) Bolmong Tahlis Gallang, yang langsung membuka kegiatan itu dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan yang sangat peniting ini, karena munurut Tahlis, kegiatan ini berhubungan langsung dengan masa depan generasi muda di Kabupaten Bolmong.

“Mudah-mudahan kegiatan ini dapat bernilai manfaat bagi masayarakat di Kabupaten Bolmong,” harap Tahlis.

Selain itu, Tahlis juga mengapresiasi terhadap kegiatan ini, karena menurutnya, hal ini juga menjadi fokus pemerintah selain pengendalian Covid-19, juga pencegahan dan pemulihan stunting. Dimana kata Tahlis, jangan sampai energi kita habis di penanggulangan Covid-19 kemudian kita melupakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan stunting ini.

“Ini sangat penting sekali. Sehingga itu saya mengapresiasi Dinkes dan seluruh peserta yang berkesempatan untuk mau hadir di tempat ini,” ucap Tahlis.

Diungkapkan Tahlis, Bolmong sendiri ditetapkan sebagai daerah fokus untuk penanganan stunting sejak beberapa tahun lalu. Dimana sampai dengan tahun ini kata Tahlis, yang dievaluasi di Sulawesi Utara itu hanya empat daerah yaitu Bolmong, Bolsel, Bolmut dan di Minut.

“Kenapa baru empat kabupaten, karena dari aspek jumlah kasus stunting di empat kabupaten ini muncul termasuk di Bolmong. Kalau tahun lalu, kasus stunting di Bolmong itu menyentuh angkan angka 172 dan itu termasuk ketegori tinggi, akan tetapi perlakuan yang begitu perhatian dari instansi terkait, sehingga sampai sekarang ini kita berhasil kurang lebih menurunkan 80 dan dituliskan di stunting sudah sepernih anak-anak yang lain,” aku Tahlis.

Untuk itu, kata Tahlis, peserta akan diperkenalkan dengan alat ukur dalam proses pelatihan, mulai bagaimana mengkategorikan, menyatakan bahwa seseorang anak itu stunting atau tidak mulai dari berat tubuhnya sampai dengan ukuran tinggi badannya.

“Ini penting skali, karena terkait dengan masa depan anak itu sendiri,” ucap Tahlis.

Dikatakannya lagi, dengan angka stunting yang tinggi ini bukan berarti Kabupaten Bolmong termasuk kategori miskin, itu tidak.

“Nah ini yang dilematis yang kita alami. Di Bolmong itu dikenal dengan daerah yang punya kekayaan potensi sumber daya alam, seperti daerah kita subur, lahan pertanian kita banyak, mau tanam apa saja di Bolmong tumbuh, airnya bersih, produksi sektor perikanan dan kelautan tinggi, dan lain sebagainya, tetapi kenapa masih ada stunting,” imbuhnya.

Lanjutnya, apakah stunting itu dipengaruhi tingkat kesejahteraan daerah itu atau seperti apa. Dimana, kalau kita perhatikan jauh kedalam kata Tahlis, selain faktor ekonomi ada banyak faktor lain.

“Karena justru ada tingkat ekonomi keluarga bagus tapi pertumbuhannya tidak baik dan masuk kategori stunting. Bahkan dari data yang diperoleh, paling banyak di kecamatan yang sumber daya alamnya bagus seperti ada tambang emas banyak, pertaniannya luas, dan sebagainya, akan tetapi masih ada stunting.

“Faktor lain yang mempengaruhi itu seperti tanggungjawab orang tua. Budaya kita setempat, kita dapatkan di lingkungan kita, anak-anak yang sudah tebiasa makan dan sudah malui jalan, mulai tidak terkontrol lagi makannya. Apalagi anak-anak yang sudah asyik bermain kesana kemari akhirnya lupa makan. Padahal, kita lupa anak-anaknya itu perlu asupan gizi sejak hari petama hingga 1000 hari kelahiran anak itu sangat penting, agar pertumbuhnnya sempurna. Jadi perlu perhatian kita semua, dimana budaya tidak baik harus diubah seperti yang penting anak kita sudah kenyang tapi lupa mengontrol asupan gizi,” tandasnya.

Tahlis juga berharap, agar para peserta nantinya langsung aktif untuk berkoordinasi dengan pemerintah setempat.

“Ini tanggung jawab yang sangat mulia. Kalau di desa itu kemudian ada kasus stunting kemudian peran bapak ibu mampu menurunkannya, itu luar biasa. Nanti juga kita upayakan penghargaan,” kata Tahlis. (BN)

Komentar