Dinas Pendidikan Bolmong Turun ke Desa Kolingangaan

BOGANINEWS, BOLMONG Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Selasa (30/06) kembali turun ke desa terpencil. Kali ini menuju Desa Kolingangaan, Kecamatan Bilalang.
Sebelumnya, tim Disdik mendatangi Desa Pomoman, dengan harus melalui delapan sungai. Kini tantangannya berbeda lagi. Meski akses jalan menuju desa sangat sulit karena harus melalui jalan berbatu, becek, licin dan berlumpur dengan tanjakan di mana-mana, tapi tidak menyurutkan niat tim dari Disdik untuk sampai ke desa terpencil guna melihat langsung kondisi sekolah.
Menurut Kepala Disdik Bolmong Renti Mokoginta, medan untuk menempuh sekolah ini yang paling menakutkan adalah tanjakan yang ada benar-benar ekstrem. Salah satu tanjakan nyaris membuat perjalanan itu batal. Mobil pick up yang digunakan tim Disdik, tak kuat menaiki tanjakan tersebut.
“Terpaksa mobil pick up lainnya kembali dan menarik mobil yang tak bisa naik ke tanjakan. Sehingga semua peralatan yang sudah disiapkan seperti tali, linggis dan sekop, harus digunakan untuk menggeruduk tanah,” ungkap Renti.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 8 kilometer dengan memakan waktu lebih dua jam, akhirnya tim Disdik sampai juga di Desa Kolingangaan dan langsung menuju ke sebuah Sekolah Dasar (SD). “Sangat memprihatinkan. Sekolah tersebut berdinding kayu dan ruang kelasnya hanya tiga dengan 28 siswa. Mereka yang lulus terpaksa putus sekolah, karena tidak ada SMP di sana,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, kunjungan itu sudah diagendakan Disdik Bolmong guna menekan angka anak putus sekolah dan mengembalikan lagi semangat bersekolah anak-anak yang berada di pelosok daerah.
“Selain meningkatkan lagi gairah anak untuk bersekolah, kunjungan ini juga bertujuan untuk mengevaluasi kinerja tenaga pendidik yang mengajar di sekolah tersebut. Turun ke pelosok sangat membantu kita untuk mengetahui sejumlah persolan. Tujuannya adalah melihat langsung kekurangan sekolah di pelosok, seperti bangunan sekolah dan fasilitas yang berada di dalamnya apakah masih layak atau tidak. Kualitas pendidikan harus merata, jangan terkesan di mata masyarakat hanya sekolah yang mewah saja yang kita lirik, sedangkan sekolah yang berada di pelosok wilayah terpencil dibiarkan,” terang Renti.
Renti mengungkapkan, kendala yang terdapat di desa tersebut yaitu tidak memiliki gedung SMP. “Respon utama saya, Juli tahun 2020 ini harus mendirikan bangunan SMP satu atap (Satap) di sana. Kebanyakan anak yang lulus SD di desa itu tak lagi melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya, karena jaraknya sangat jauh. Makanya, saat itu juga saya langsung menggelar rapat dengan tokoh masyarakat dan meminta agar mengusulkan pengadaan sekolah sebagai prioritas utama saat Musrenbang, agar pendidikan di Desa Kolingangaan tidak tertinggal,” paparnya. (ino)

Komentar