BOGANINEWS, KOTAMOBAGU – Untuk mencegah penyakit campak dan rubella, Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotamobagu, akan melaksanakan program imunisasi Measles Rubella (MR) pada 1 Agustus 2018 mendatang, bertempat di SDN 1 Kotamobagu.
Hal itu dikatakan Kepala Dinkes Kotamobagu melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Pencegahan Pengendalian Penyakit Apek D.M. Menurutnya, sesuai rekomendasi dari pemerintah pusat vaksin tersebut aman dan halal karena sudah dilakukan penelitian secara internasional melalui World Health Organization (WHO), bahwa vaksin ini aman kalau disuntikan kepada anak-anak tanpa memperhitungkan status imunisasi sebelumnya.
“Walaupun sudah di imuniasi sebelumnya, tapi kembali disuntik dengan MR ini tetap aman dan itu sudah disampaikan dokter specialis,” jelas Apek usai memberikan materi pada sosilasiasi vaksin MR di Lembah Bening, Senin (30/7)
Dijelaskannya, kegunaan vaksin ini ada dua macam yakni mencegah campak atau dikenal dengan sarampah, dengan penyakit campak Jerman atau dikenal denganm rubella. Ciri khas campak itu diantaranya seperti radang paru, diare, kebutaan, gangguan pendengaran dan ketulian yang disebabkan oleh campak tersebut. Demikian juga dengan Rubella di samping radang otak, ketulian dan kebutaan itu disebabkan lewat penyakit jantung dan pembawaan kepada anak-anak.
“Itulah komplikasi dari penyakit rubella, sehingga ada irisan pada penyakit campak dan rubella itu bisa satu kali di imuniasi MR. Untuk program imunisasi sebelumnya, akan diganti dengan program imunisasi MR campak,” jelasnya.
Lanjutnya, akan ada dua strategi fase yang akan dipakai. Pertama pada bulan Agustus akan difokuskan pada anak sekolah dimulai dari Paud, TK, SD, SMP dan SMA. Kedua bulan September untuk anak Sembilan bulan, dan juga bagi anak dibawah 15 tahun yang belum terkafer sebelumnya,” katanya.
Ia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat yang memiliki anak sembilan bulan sampai kurang dari 15 tahun, agar melakukan campak MR kepada anak-anak agar bisa mencegah penyakit-penyakit yang komplikasinya cukup berat. “Nanti bisa dilakukan di Puskesmas ataupun di sekolah-sekolah,” tambanya. (Ino)
Komentar