BOGANINEWS, BOLSEL- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) berhasil turunkan Prevalansi Stunting menjadi 2,19 persen. Hal ini merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah daerah dalam menekan angka stunting di kabupaten Bolsel.
Meskipun sudah menagalami penurunan angka stunting di kabupaten bolsel pada tahun 2024 ini pemkab bolsel terus melaksanakan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bolsel baik intervensi spesifik maupun intervensi sensitif.
Adapun pelaksanaan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Bolsel sudah masuk pada ke Aksi 7 dari 8 Aksi, dimana pada tahap aksi 7 ini dilakukan pelaporan hasil pengukuran balita (bayi bawah lima tahun) dan baduta (bayi bawah dua tahun) yang termasuk kategori stunting pada aplikasi sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).
Hasil pengukuran tersebut dilaporkan juga pada aplikasi Web Monitoring Aksi Bangda Kemendagri. Berikut adalah grafik perbandingan prevalensi stunting di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan pada Tahun 2023 dan Tahun 2024.
Sumber: Data e-PPGBM Puskesmas tahun 2023 dan 2024
Gambaran kondisi prevalensi stunting di kabupaten Bolaang Mongondow Selatan selama dua tahun terakhir pada tahun 2023 dan 2024 menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan prevalensi stunting dari 2,97% (2023) menjadi 2,19% (2024).
Berdasarkan grafik di atas, diketahui terdapat satu kecamatan mengalami kenaikan prevalensi stunting yaitu Kecamatan Pinolosian Tengah 1,2% (2023) menjadi 1,9% (2024). Sedangkan enam Kecamatan lainnya mengalami penurunan prevalensi stunting yaitu Kecamatan Posigadan dari angka 2.62% (2023) menjadi 2,57% (2024), Kecamatan Helumo dari angka 4,3% (2023) menjadi 2,5% (2024), Kecamatan Bolaang Uki dari angka 4,8% (2023) menjadi 3,3% (2024), Kecamatan Pinolosian dari angka 3% (2023) menjadi 1,6% (2024), Kecamatan Pinolosian Timur wilayah kerja Puskesmas Dumagin dari angka 2,2% (2023) menjadi 0,6% (2024) dan wilayah kerja Puskesmas Onggunoi) dari angka 1,7% (2023) menjadi 0,6% (2024), Kecamatan Tomini dari angka 1,7% (2023) menjadi 1,1% (2024).
Selanjutnya, masih berdasarkan grafik di atas, diketahui pula bahwa terdapat dua kecamatan yang mengalami penurunan prevalensi secara signifikan yaitu Kecamatan Pinolosian Timur wilayah kerja puskesmas Dumagin, dari angka 2,2% (2023) menjadi 0,6% (2024), dan Kecamatan Pinolosian dari angka 3% (2023) menjadi 1,6% (2024).
Selain pengukuran berdasarkan e-PPGBM, prevalensi stunting berdasarkan data pada Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 Kabupaten Bolaang mongondow selatan naik sebesar 5,1% dari angka 27,9% di tahun 2022 menjadi 33% di tahun 2023.
Data hasil survey SKI Tahun 2023 yang menunjukkan peningkatan 5,1% prevalensi stunting kemudian dianalisis lebih lanjut secara mandiri oleh Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebagai bahan kajian evaluasi pelaksanaan pendataan percepatan penurunan stunting Tahun 2023. Dari hasil analisis feedback SKI dengan 57 blok sensus dan 572 sampel rumah tangga diperoleh jumlah 189 balita stunting dengan total cakupan 33%. Analisis yang dikakukan dengan menyandingkan data SKI dan data e-PPGBM pengukuran bulan Oktober Tahun 2023 (disesuaikan dengan bulan pendataan SKI tahun 2023 pada bulan Agustus sampai dengan Oktober). Selanjutnya 189 balita stunting yang disandingkan dengan By Name By Address data e-PPGBM bulan oktober dengan persentase entry sasaran 100% yang artinya semua balita telah terukur, sejumlah 5415 balita, maka diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:
- 189 balita sasaran SKI / 5415 sasaran e-PPGBM = 3,5% prevalensi stunting;
- 189 balita sasaran SKI / 1878 balita (total jumlah, hasil sandingan data e-PPGBM) sasaran SKI pada 57 blok sensus = 10% prevalensi stunting;
- 189 jumlah balita sasaran SKI / 572 sasaran rumah tangga di 57 blok sensus = 33%;
- Terdapat 56 balita stunting data SKI (hasil sandingan data e-PPGBM) pada 57 desa blok sensus / 572 balita sasaran SKI = 9,8% prevalensi stunting;
- 56 Balita stunting data SKI (hasil sandingan data e-PPGBM) pada 57 desa blok sensus / 5415 sasaran e-PPGBM = 1,03% prevalensi stunting;
- 56 balita stunting data SKI (hasil sandingand ata e-PPGBM) pada 57 desa blok sensus / 1878 sasaran di blok sensus SKI = 2,98% prevalensi stunting.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka ditelusuri lebih lanjut by name by address data sasaran rumah tangga sampel survey SKI yang disandingkan dengan data e-PPGBM untuk diketahui faktor determinan penyebab balita stunting. Diperoleh kesimpulan hanya 1% dari 572 sampel yang termasuk balita stunting, terdapat 36% dari 572 sampel yang termasuk dalam keluarga resiko stunting dan 63% dari 572 sampel yang termasuk dalam keluarga biasa.
Diketahui, keberhasilan penurunan prevalensi stunting yang terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan selain atas dukungan dari Pemerintah Daerah dan Desa, juga didukung oleh Komunitas, Organisasi Masyarakat, Perusahaan swasta dan masyarakat filantropi melalui program Bolsel Tuntaskan Stunting (BTS) yang dilaksanakan sejak awal tahun 2023 sampai saat ini memasuki akhir tahun 2024 dengan pembiayaan di luar APBD.
Dengan berbagai capaian tersebut Pemkab Bolsel telah berhasil meraih penghargaan Terbaik II se-Provinsi Sulawesi Utara atas Pelaksanaan Penilaian Kinerja 8 Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting tahun 2023 yang dilaksanakan di Manado pada bulan September tahun 2024 yang diterima langsung Wakil Bupati Bolsel Deddy Abdul Hamid.
“Prestasi ini diharapkan menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kinerja pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Stunting di Kabupaten Bolsel. Ke depan, Pemerintah Daerah berharap persentase prevalensi stunting di Bolsel akan terus mengalami penurunan dan dapat mendukung target Nasional sesuai target yang ada dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Naisonal (RPJMN) yaitu 14% (pengukuran SSGI/SKI) di tahun 2024,” Harapnya.
Komentar