BOGANINEWS, BOLMONG – Program ‘Bohusami Bakobong’ resmi dilaunchingnya, dipusatkan di D’Talaga Resort, sekira pukul 10.30 Wita, Selasa, (14/12).
Acara tersebut, dihadiri langsung Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow, Kepala OJK SulutGo-Malut Darwisman, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulut Novly Geret Wowiling, serta beberapa pimpinan dan jajaran direksi Bank SulutGo.
Program Bohusami Bakobong adalah pembiayaan KUR yang merupakan kluster Pertanian, ditujukan bagi para petani Padi, Jagung, Bawang Merah, dan Kentang.
Diketahui, program ‘Bohusami Bakobong’ untuk mendorang peningkatan akses keuangan masyarakat di daerah, khsususnya di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
Salah satunya melalui pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) klaster pertanian dengan suku bunga rendah dan proses cepat.
Disamping itu, ini juga komitemen Bank SulutGo dalam meningkatkan kesejahteraan para petani, terlibih di Kabupaten Bolmong.
Sebelumnya, dalam kesempatan tersebut, Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada OJK Sulutgo Malut, Bank SulutGo dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, atas perhatian penuh kepada Kabupaten Bolmong.
“Terutama, terkait dengan pembiayaan untuk membantu permodalan petani,” ucap Bupati, saat memberikan sambutannya.
Yasti mengajak, masyarakat yang terutama berprofesi sebagai petani, untuk dapat memanfaatkan bantuan dari pemerintah ini, dalam meningkatkan kualitas hidup dan pendapatan mereka.
“Ini bantuan dari pemerintah, tapi harus dikembalikan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas petani kita,” ujar Bupati Yasti.
Mantan anggota DPR RI ini mengaku, dengan bunga 6 persen saja pertahun, KUR Bohusami Bakobong ini, diyakini akan sangat membantu para petani di Kabupaten Bolmong.
Tentu, kata Bupati, bunga yang hanya 6 persen setahun ini, sangatlah ringan. Dibandingkan dengan meminjam di tempat lain,” terang Bupati lagi.
Selain itu, dari program Bohusami Bakobong ini, petani juga mendapatkan kepastian terkait penjualan hasil panennya dengan harga yang sesuai.
“Kita nanti akan atur harganya. Misalnya harga di pasaran Rp 5.600, maka kita akan atur harga yang didapat petani minimum Rp 5.500. Tapi kalau harga turun, misalnya Rp 5.000, maka petani juga akan mendapatkan Rp 5.000, jadi petani tak akan rugi,” urai Bupati.
Untuk resiko gagal panen, lanjut Bupati Yasti, petani tak perlu merasa kawatir, karena akan dicover oleh asuransi Jasindo.
Bupati pun memisalkan, dalam satu hektar tanam, ada gagal panen sekitar 50 persen. Dari 50 persen plus bunganya itu dibayarkan oleh Jasindo kepada petani.
“Jadi tak ada resiko bagi petani, artinya 50 persen dari modal,” kata Bupati.
Lannjut Nupati Yasti, dari modalnya Rp 10 juta perhektare, petani meminjam Rp 10 juta, kemudian 50 persen gagal panen, maka petani tak perlu membayar Rp 10.600.000 untuk pengembaliannya.
“Petani hanya membayar 50 persennya saja yakni Rp 5.300.000 saja untuk satu tahun,”jelasnya lagi.
“Bunganya sangat rendah sekali, apalagi petani itu tiga kali panen. Jadi setiap panennya dicicil juga bisa dan saya pikir ini sangat membantu,” sambung Yasti.
Dengan adanya jadi jaminan untuk hasil petani ini, kemudian dijual itu sangat besar sekali, karena saat panen, kedua perusahaan ini sudah siap membeli hasil pertanian Bolmong.
Yasti Soepredjo Mokoagow pun menegaskan jika ini adalah salah satu proyek pemerintah pusat, dan Kabupaten Bolmong adalah salah satu pilot project, karena begitu terkenal dengan hasil pertaniannya yang melimpah.
Untuk penyediaan bibit dan pupuk, lanjut Bupati menjelaskan, sudah ada perusahaan seperti PT Pupuk Kaltim yang nantinya akan memudahkan para petani di Kabupaten Bolmong.
Sedangkan, kata Bupati, untuk bibit yang cocok ditanam di Kabupaten Bolmong, akan dilihat lagi.
“Pada pokoknya, kita akan mengikuti kemauan petani, baik dari bibit dan jenis pupuknya,” kata Bupati Yasti lagi.
“Saya sangat meyakini, untuk produktivitas petani di Bolmong kedepannya akan naik,” harap Bupati.
Selanjutnya dalam kesempatan yang sama, Kepala OJK SulutGo-Malut Darwisman mengatakan, jika OJK menginisiasi untuk membentuk tim percepatan akses keuangan daerah (TPAKD).
“Nah, TPAKD sendiri di Kabupaten Bolmong sudah terbentuk,” kata Darwisman.
Dijelaskan Darwisman, peran OJK adalah mempertemukan pemerintah daerah dan semua Perbankan, dalam membuka akses keuangan kepada daerah.
Darwisman sendiri mengaku, untuk program-program unggulan daerah seperti Pilot Project di Kabupaten Bolmong adalah padi dan jagung, dengan target Rp 350 Miliar, dengan pembiayaan KUR 2 tahun kedepan.
“Setelah kita tahu ini unggulan daerah, kami pun mengecek perbankan mana saja yang siap. Dan ternyata Bank SulutGo mempunyai program ini. Kami pun fasilitasi, selanjutnya membuat kesepakatan, segigga lahirnya program hari ini,” tegas Darwisman.
Darwisman juga menambahkan, jika Bohusami Bakobong adalah inisiatif OJK untuk mendorong sinergi pemerintah Provinsi, Kabupaten, seluruh Perbankan dan beberapa stakeholder lainnya.
“Jadi kami mendorong semuanya bersinergi untuk sama-sama memajukan pertanian di Kabupaten Bоlmоng,” tegas dia.
Sementara itu, Branch Manager Bank SulutGo Cabang Lolak, Kamaludin Zees menambahkan, bahwa program Bohusami Bakobong sudah resmi jalan di Kabupaten Bоlmоng. (Advertorial)
Komentar