Di Bolsel Ada Burung Romantis

BOGANINEWS, BOLSEL – Jika kita melihat telur dengan ukuran besar, maka akan terbesit dibenak kita hewan endemik yang disebut burung Maleo. Burung yang memiliki telur hampir separuh tubuhnya ini, merupakan spesies langkah yang hanya ada di Sulut, khususnya di beberapa tempat di wilayah Bolaang Mongondow Raya (BMR).

Burung Maleo ini memiliki beberapa keunikan, diantaranya ia setia terhadap pasangannya. Dalam beraktifitas, burung ini jarang terlihat berkelompok. Ia lebih memilih untuk berjalan berdampingan bersama pasangannya dengan saling menjaga satu sama lain. Jika betinanya hendak bertelur, maka sang jantan akan mengawasi alam sekitar untuk memastikan tidak ada gangguan atau ancaman dari hewan lainnya.

https://boganinews.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241120-WA0078.jpg

Tak hanya itu, kesetiaan burung ini terhadap pasangannya tak disangsikan lagi. Jika salah satu dari pasangannya meninggal, maka burung yang satunya tidak akan kawin lagi hingga ia meninggal. Begitu romantis dan setia hewan endemik ini. Pantas saja, burung Maleo begitu dilindungi karena dikuatirkan akan cepat punah.

Di wilayah Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel) Pemerintah Kabupaten (Pemkab), telah menetapkan Tanjung Binerean yang berada di Kecamatan Pinolosian Timur sebagai lokasi pengamatan burung Maleo. Keputusan ini, setelah sebelumnya Bupati Bolsel Hi Herson Mayulu SIP, bertemu dengan Direktur Pusat Wildlife Conservation Society (WCS) Novianty Handayani beberapa waktu lalu.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudaya (Disparbud) Bolsel, Resli Paputungan, saat ini pihaknya sedang fokus pada pengembangan wisata pengamatan burung Maleo. “Kerja sama antara Pemkab Bolsel dan WCS bertujuan untuk mempercepat pengembangan pariwisata di Tanjung Binerean,” kata Resli, Sabtu (06/05).

Lanjutnya, Disparbud Bolsel menargetkan, pengembangan pariwisata akan terus dilakukan setiap tahun. “Targetnya tahun 2019 ada 35 ribu wisatawan lokal, dan 1000 wisatawan mancanegara masuk ke Bolsel,” ucapnya. Dikatakannya, untuk paket konservasi yaitu pengawasan dan pengembangan kehidupan burung Maleo, akan dimasukan dalam paket wisata.

“Jadi bagi para pecinta burung, bisa dapat melihat bagaimana kehidupan burung Maleo yang spesiesnya sudah langka,” ujar Resli. Selain WCS pihaknya akan bersama-sama dengan Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone untuk melakukan percepatan pembangunan.

“Sesuai MoU, diizinkan untuk memasarkan potensi Taman Nasional dalam bentuk paket wisata. Dari situ kita bisa datangkan ribuan wisatawan lewat promosi wisata, dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah,” terangnya. (HBO)

Komentar