Kue Cucur Legendaris Pasar 23 Maret Kotamobagu, Masih Jadi Primadona

BOGANINEWS, KOTAMOBAGU Jika kita melintas di kawasan Pasar 23 Maret Kotamobagu, tepat di depan pintu masuk pasar, masih terdapat jajanan tradisional yakni kue cucur legendaris. Kue ini masih tetap menjadi primadona bagi warga Kotamobagu dan sekitarnya, khususnya penikmat kue cucur.

Kue warisan leluhur etnis Mongondow ini, berbahan dasar campuran tepung beras dan gula aren. Adonan dari kue ini menghasilkan cita rasa yang khas dan sangat enak, serta lembut di mulut.

https://boganinews.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241120-WA0078.jpg

Gia Paputungan, salah satu pedagang kue cucur yang meneruskan usaha ibunya ini menceritakan, bahwa resep kue cucur ini sudah turun-temurun.

“Dulu ibu yang berjualan. Tapi karena ibu sudah tua, jasi saya yang melanjutkan,” kata Gia, Jumat (29/1/2021).

Perempuan kelahiran Desa Inobonto yang sekarang menetap di Kelurahan Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat ini, juga mengungkapkan alasannya menjual kue cucur di kawasan pasar 23 Maret.

“Tempat ini pertama ibu berjualan dan pelangganya sudah banyak yang mengetahiu tempat ini. Saya berjualan dari pukul 05.00 hingga 12.00. Jika banyak pesanan terkadang pukul 10.00 sudah habis jualannya,” aku Gia, sembari mengaduk gorengan kue cucur.

Dengan bermodalkan kompor minyak tanah, di atas lapak yang tidak terlalu luas, Gia meletakkan peralatan untuk adonan gue maupun alat penggorengan seperti wajan mini dan alat sederhana lainnya. Perharinya aku Gia, bisa menghabiskan 17 kilogram tepung beras, bahkan jika banyak orderan bisa sampai 20 kilogram tepung beras.

“Alhamdulillah, setiap harinya bisa sampai 900 potong kue cucur yang terjual dengan harga Rp1.000 rupiah per potongnya,” aku Gia. (Mira)

Komentar