BOGANINEWS, KOTAMOBAGU – Bank Indonesia (BI) dan Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD), Selasa (10/09) menggelar sosialisasi “Penerbitan Mata Uang Rupiah Tahun Emisi 2016 dan Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah dan Gerakan Nasional Non Tunai” di Hotel Sutan Raja Kotamobagu.
Tujuan sosialisasi ini untuk mengenalkan ciri-ciri mata uang yang asli dan palsu, serta mengenalkan mata uang rupiah baru yang saat ini sudah mulai beredar. Menurut Kepala Bank Indonesia (BI) perwakilan Sulut, Soekowardojo, pada saat penarikan uang lama pada 2016, telah ditemukan 364 Miliar lembar uang palsu yang beredar di masyarakat.
“Peredaran uang palsu cukup besar di Sulut. Masyarakat patut mewaspadai dan harus bisa membedakan uang palsu dan asli,” kata Soekoeardojo.
Lanjutnya, solusi meminimalisir beredarnya uang palsu, pertama penerbitan uang baru dan penarikan uang lama, serta perlu adanya gerakan Nasional Non Tunai. “Tapi semua ini butuh sosialisasi dan kerjasama seluruh instansi perbankan di daerah yang menggunakan alat transaksi elektronik,” jelasnya.
Dikatakannya, dampak dari uang palsu yang beredar di masyarakat akan menaikan jumlah uang yang beredar dan berpengaruh pada kenaikan harga. Kenaikan harga ini akan berpengaruh pada penurunan jumlah transaksi riil para masyarakat.
“Ini juga berpengaruh pada kenaikan suku bunga bank, sehingga mengakibatkan tingkat investasi menurun. Jika hal ini terjadi maka secara keseluruhan, permintaan agregat dan pendapatan Nasional di daerah akan menurun,” terangnya. (Ino)
Komentar