Sekot Kotamobagu Katakan Kearifan Lokal Merupakan Bagian Budaya Masyarakat yang Tidak Bisa Dipisahkan di Kehidupan Sehari-hari

BOGANINEWS, BOLTIM – Sekertaris Daerah Kota Kotamobagu Sofyan Mokoginta menyampaikan juga memaparkan terkait kearifan lokal yang merupakan bagian budaya suatu masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Hal itu disampaikan Sekot Kotamobagu melalui kegiatan yang digagas oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar) terkait Seminar Budaya Daerah di Aula Bobakidan Dinas Ketahanan Pangan Kotamobagu, Kelurahan Mongkonai Barat, pekan lalu, yang mengusung tema Strategi Menjaga Eksistensi Kearifan Lokal di Era Milenial,

Sekretaris Daerah (Sekda) Kotamobagu, mewakili Walikota Tatong Bara, saat membuka kegiatan sekaligus menjadi narasumber kegiatan tersebut mengatakan kearifan lokal dibentuk berdasarkan nilai-nilai lokal yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.

“Kearifan lokal, dimana sebagai hasil posisi grafis dalam arti luas yaitu berupa bentuk masa lalu atau warisan. nilai-nilai lokal tersebut diaplikasikan ke dalam suatu rancangan proses pembangunan sebuah wilayah yang merupakan kajian masyarakat dalam konteks kebudayaan,”ujar Sofyan Mokoginta.

Sofyan mengatakan, proses pembangunan suatu negara dan daerah itu tidak lepas dari kearifan lokal dan nilai-nilai lokal yang diwariskan pendahulu kepada generasi-generasi penerusnya.

“Keberagaman kebudayaan daerah merupakan kekayaan dan identitas bangsa yang sangat diperlukan untuk memajukan kebudayaan nasional indonesia ditengah dinamika perkembangan dunia sehingga kebudayaan menjadi haluan pembangunan nasional sebagaimana tertuang pada undang-undang No 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan,” jelasnya.

“Kebudayaan juga adalah prioritasnya sebagai suatu istilah yang erat dengan kehidupan masyarakat. Karena kebudayaan diciptakan manusia sebagai keseluruhan yang kompleks di dalamnya terkandung sistem pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan lain-lain,” lanjutnya.

Sofyan turut menjelaskan bahwa dalam prioritasnya, pergeseran nilai-nilai budaya tersebut tidak jarang mengakibatkan nilai kearifan lokal yang tumbuh dari masyarakat mengalami degradasi dan terlupakan.

“Sehingga cenderung pengguna kebudayaan terutama generasi muda itu sendiri sudah tidak lagi mengenal kearifan lokal, serta diharapkan mampu mendorong generasi muda untuk ikut serta dan mengambil bagian dalam memajukan kota kotamobagu,” ungkapnya.

hadir juga sebagai narasumber yakni, Kepala Disbudpar Kotamobagu, Anki Taurina Mokoginta, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVII Suluttenggo, Sri Sugiharta dan Pamong budaya BPK Wilayah XVII, Suluttenggo Alfi Fakhriah. Dan di ikuti Ketua KNPI Kotamobagu, Ketua PKK Kotamobagu, Ketua GAMKI Cab Bolmong, Ketua PP FPMIK, Ketua PMI Cab Bolmong Ketua HMI Cab bolmong, Ketua PP KPMIBM, Ketua IMM Cab Bolmong, Ketua PS2BMR, Ketua MONI Institut, Kompelsus Pemuda GMIBM Kotamobagu, BEM UDK 13 DEM STIE, Bem STIKES Graha Medika Is Bem Injadi, Forum Genre Kota Kotamobagu, Nanu/Uyo Kota Kotamobagu, Masyarakat atau Pemerhati Budaya.

 

Reporter: Agung Mokodompit.

Komentar