Aksi Jual Ginjal Alin Pangalima, Mendapat Respon Positif Kementerian PUPR

BOGANINEWS, BOLMUT Aksi Alin Pangalima, warga Desa Olot II Kecamatan Bolangitang Barat (Balbar) yang viral di media sosial, karena ingin menjual ginjalnya sebagai bentuk perjuangan untuk pembangunan jembatan Goyo yang sudah 16 tahun terabaikan, mendapat berbagai tanggapan.

Dari pengakuan Alin Pangalima, aksi yang ia lakukan ini sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah Daerah (Pemda), karena jembatan goyo sudah 16 tahun terabaikan.

“Ini alasan saya menjual ginjal demi pembangunan jembatan Goyo. Masyarakat sangat kesulitan karena jembatan Goyo sudah bertahun-tahun dibiarkan. Sehingga itu, saya bersedia menjual ginjal untuk membantu pembangunan jembatan,” ungkap Alin.

Aktivis HMI ini juga mempertanyakan alasan Pemda Bolmut yang mengaku anggaran tidak cukup untuk pembangunan jembatan Goyo.

“Makanya sindiran aksi protes menjual ginjal sebagai bentuk ekspresi saya, agar Pemda Bolmut mau peduli dengan jembatan yang menjadi akses perkebunan masyarakat. Alhamdulillah aksi saya kemarin telah mendapat respon dari pihak Kementrian PUPR dan Provinsi dan tahun ini akan ada tindak lanjutnya,” kata Alin.

Terpisah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bolmut Suriansyah Korompot mengatakan, berkat perjuangan dari Alin Pangalima dan kawan-kawan mahasiswa kemarin, mendapat respon positif dari Kementerian PUPR dan langsung merespon dengan melakukan zoom meeting bersama Kementrian PUPR, Dinas PUPR Bolmut, dan Pihak Provinsi Sulawesi Utara, untuk persiapan pembangunan jembatan goyo.

“Kami dari DPRD Bolmut mengapresiasi Kementerian PUPR yang begitu cepat merespon aspirasi masyarakat Goyo. DPRD Bolmut juga akan mengagendakan ke Kementerian PUPR untuk lebih meyakinkan soal kebutuhan masyarakat terkait pembangunan jembatan Goyo,” jelas Mas Bro, sapaan akrab Suriansyah Korompot. (WaOne)

Komentar