Sachrul : Tekan Angka Stunting Dilakukan Melalui Program

BOGANINEWS BOLTIM – Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sam Sachrul Mamonto, menuturkan, dalam mekan angka stunting di Kabupaten Boltim, dilakukan melalui berbagai program.

Hal itu disampaikannya, saat Rapat Koordinasi (Rakor) dan Evaluasi Penanganan Stunting, yang digelar Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, bertempat di Hotel Luwansa Manado, Rabu (2/6/2021).

Dikatakannya, prevalensi stunting pada tahun 2016 adalah 20,6 persen, dan naik 5,68 persen, pada tahun 2018.

Namun dengan berbagai program yang dilakukan, prevalensi stunting pada tahun 2020 bisa ditekan sebesar 19,75 persen, sehingga tinggal menjadi 6,53 persen.

Imbuhnya, target prevalensi stunting untuk tahun 2021 dan 2022, sebesar 6 persen dan 5 persen.

“Target prevalensi stunting Kabupaten Boltim pada tahun 2021 yaitu 6 persen, atau ditargetkan mengalami penurunan sebanyak 0,86 persen dari tahun 2020, serta mengalami penurunan hingga 5 persen pada tahun 2022,” ujar Bupati.

Dijelaskannya, untuk rencana kegiatan aksi konvergensi penurunan stunting pada tahun 2021-2022, meliputi kegiatan spesifik dan sensitif.

Terangnya, untuk kegiatan spesifik, diantaranya pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil, dan remaja, promosi dan konseling menyusui dan PMBA, pemberian suplemen gizi makro (PMT), pemantauan dan promosi pertumbuhan, pemberian suplementasi kalsium, Vitamin A, Zinc untuk diare, pelaksanaan posyandu rutin di 81 desa, serta pemantauan secara terpadu terhadap ibu hamil dan balita.

“Sedangkan kegiatan sensitif meliputi, pelaksanaan kegiatan air bersih dan sanitasi, bantuan pangan non tunai, penyebaran informasi pencegahan stunting dan JKN, pendidikan anak usia dini, program keluarga harapan, bina keluarga balita serta penyusunan RAD stunting,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, untuk mengintervensi kegiatan penanganan stunting tahun 2021 hingga 2022, pemerintah daerah akan menggelontorkan anggaran yang cukup besar.

“Untuk kegiatan spesifik tahun 2021 alokasi pendanaannya Rp 5.403.720.510 dan pada tahun 2022 sebesar Rp 6.953.896.000. Sementara itu pada kegiatan sensitif tahun 2021 Rp 12.981.468.192 dan tahun 2022 sebesar Rp 16.226.835.240,” pungkasnya.

Reporter : Agung

Komentar