Jika Dikelola dengan Baik, Lewat Intervensi Yasti, Para Petani di Bolmong akan Mandi Duit

BOGANINEWS, BOLMONGKabupaten Bolaang Mongondow sejak dibawah kepemimpinan Yasti Soepredjo Mokoagow dan Yanni Tuuk, terus menunjukan sikap kepemimpinan mereka yang pro terhadap rakyat. Apalagi di tengah Pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Bolmong.
Lihat saja, dalam menghadapi Pandemi Covid-19 ini, Kabupaten Bolmong menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang menyiapkan bantuan terbesar untuk rakyat yang mulai mengalami kesulitan ekonomi akibat adanya pandemi ini. Bahkan bantuan tersebut diberikan selama 9 bulan lamanya. Selengkapnya baca https://boganinews.com/terkini/bolmong-satu-satunya-daerah-di-indonesia-siapkan-anggaran-9-bulan-untuk-rakyat-di-masa-pandemi-covid-19/
Selain itu, untuk memperkuat ketahanan pangan, 4.236 hektar lahan pertanian yang dikelola oleh masing-masing petani diberikan bantuan bibit benih padi yang dipaket langsung dengan sejumlah pupuk untuk diberikan kepada setiap petani melalui Dinas Pertanian. Jika dihitung dalam rupiah, bantuan tersebut bernilai jutaan rupiah untuk satu orang petani.
“Ini yang namanya paket full. Kalau paket full ini, maka produksi gabah kita bisa di atas 6,5 ton. Atau setara dengan 3 ton beras. Tiga ton beras dikali saja Rp10 ribu maka 4 bulan kedepan, petani kita bisa mendapatkan Rp30 juta. Jika sasaran dikali dengan 30 juta, maka sekitar Rp127 miliar di sawah uang akan beredar di tangan petani dalam 4 bulan ke depan,” jelas Kepala Dinas Perkebunan Bolmong, Taufik Mokoginta, saat mendampingi Bupati Bolmong menyerahkan bantuan tersebut secara simbolis kepada warga di desa-desa yang ada di 4 kecamatan, Jumat (10/7).
Tak hanya itu, untuk lahan perkebunan, lewat intervensi Yasti juga, Dinas Perkebunan ditugaskan mencari bibit terbaik dan mendapatkan bibit jagung dua tongkol kualitas terbaik yakni BISI 18, sekaligus dengan pupuk cair untuk 10 ribu hektar lahan perkebunan yang juga dikelola oleh masing-masing petani. Jika dirupiahkan bantuan tersebut juga bernilai jutaan rupiah bagi setiap petani.
“Bibit jagung dua tongkol BISI 18 untuk satu hektar berpotensi menghasilkan 15 ton. Tapi kalau hanya dihitung 10 ton saja dikali 3 ribu, maka setiap kali panen, petani dapatkan 30 juta. Kalau dikali dengan sasaran luas area maka kurang lebih ada 300 miliar uang yang akan beredar,” katanya.
Ada juga bantuan terkait pemberdayaan ketahanan pangan di lahan rumah tangga oleh ibu-ibu PKK dan kelompok wanita tani dengan sasaran 202 desa dan dan 2 kelurahan dengan bantuan sayur-sayuran sampai belasan item. Menurut dia, jika dihitung, masyarakat Bolmong sekitar 50 ribu kepala keluarga (KK) dan satu KK saja berbelanja Rp5 ribu saja per hari, maka uang akan keluar sekitar Rp250 juta per hari.
“Kalau satu bulan delapan kali belanja, maka uang yang akang keluar kurang lebih 2 miliar. Uang ini sangat banyak jika dikumpul. Nah, jika bantuan itu dilaksanakan dengan baik, maka kita bisa panen sampai tiga sampai empat bulan ke depan.  Artinya bisa menghemat 6 sampai 8 miliar. Berarti intervensi Pemkab Bolmong lewat kebijakan bupati dari pertanian dan perkebunan kurang lebih 427 miliar, ditambah dengan efisiensi 8 miliar. Itulah keberpihakan bupati kepada masyarakatnya di Bolmong,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow, setiap kali turun langsung menyerahkan bantuan sembako yang sudah memasuki tahap III. Menurut bupati, pemerintah memberikan bantuan, tujuannya agar rakyat tidak kelaparan. Bantuan Pemkab Bolmong untuk masyarakat terdampak Covid-19, baik untuk ketahanan pangan, maupun bantuan sosial adalah yang terbesar.
“Konsekuensinya tahun ini, Pemkab Bolmong tidak ada pembangunan infrastruktur karena semua dana terpakai habis untuk bantuan ke masyarakat. Saya mengesampingkan semua itu, yang penting kondisi Pandemi Covid-19 ini, rakyat saya tidak lapar, rakyat saya tetap sehat dan kuat,” ucap Yasti.
Ia pun berharap, bantuan yang diberikan secara cuma-cuma ini dapat digunakan sebaik mungkin untuk kebutuhan masyarakat. “Pupuk-pupuk dan benih jangan di jual. Gunakan semuanya untuk kebutuhan, karena ini bentuk perhatian pemerintah kepada petani untuk memperoleh hasil yang maksimal. Kalau di tanam modalnya Rp 6 juta dapat hasil Rp 77 juta untuk dua kali panen. Semoga Allah Subhanahu wa ta’alla menjaga kita semua agar terhindar dari virus ini,” harapnya. (ino)

Komentar