Bicara Luas Wilayah dan Miliki SDA Bervariasi, Tahlis Benarkan Bolmong Pertahanan Terakhir di Sulut

BOGANINEWS, BOLMONG – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bolmong, Tahlis Gallang, membenarkan pernyataan dari Ketua Kadin Sulut, Jemmy Tumimomor, bahwa untuk Provinsi Sulut, pertahanan terakhir itu ada di Kabupaten Bolmong.

Baca juga : https://boganinews.com/bolmong/sekda-bolmong-sampaikan-pesan-bupati-saat-menghadiri-pelantikan-dewan-pengurus-kadin-bolmong/

Diungkapkannya, luas wilayah Bolmong itu 3.200 Kilo Meter Bujur Sangkar, dan jika dipresentasikan 27 persen dari luas Provinsi Sulut dengan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang bervariasi. Tetapi yang paling menonjol adalah di bidang ketahanan pangan. Sehingga itu, Bolmong juga dikenal sebagai lumbung padi di Sulut.
Salah satu bukti konkret kata Tahlis, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bolmong tahun lalu itu, tertinggi di Sulut, dengan mencapai 7,6 persen, dan itu sebagian besar dihasilkan sektor ketahanan pangan. “Nah, ini menjadi tugas berat bagi pemerintah dan Kadin kedepan, untuk menjaga ritme di tengah Pandemi Covid-19,” kata Tahlis saat menghadiri pelantikan Dewan Pengurus Kadin Kabupaten Bolmong, Jumat (24/7).
Menurut Tahlis, berbagai program telah dilaksanakan Pemkab Bolmong maupun program langsung dari Pemerintah Pusat. Bolmong saja bisa merasakan krisis ketahanan pangan, apalagi daerah lain. “Ini harapan kami dari Pemkab Bolmong. Tugas kita kedepan sangat berat, karena sering bertemu bukan hanya dari aspek Kimongnya saja, tetapi juga dari aspek ekonomi,” jelasnya.
Tak hanya itu, Tahlis juga mengungkapkan, untuk Kabupaten Bolmong dibagi tiga klaster, yakni sektor Pantura yang paling diunggulkan itu sektor perikanannya dan ditunjang sektor lainnya seperti perkebunan kelapa, jagung dan padi sawah.
Kedua, klaster dataran Dumoga yang paling diunggulkan itu adalah padi sawah dan ditunjang kelapa. Ketiga, klaster Pasi Bersatu, yakni holtikultura. Ada kentang, kol dan lain sebagainya. Tetapi semua klaster itu walaupun hanya satu komoditi yang diunggulkan, semuanya bisa menghasilkan beberapa komoditi.
Untuk bicara ekspor, pihaknya berharap, Kadin juga bisa membuka akses pasar karena yang dirasakan masyarakat Bolmong adalah persoalan kurangnya produksi, bukan persoalan lahannya.
Menurutnya, meski produksi tinggi tetapi akses pasar tidak terbuka, akhirnya harga dipermainkan tengkulak. “Jika harganya jatuh, masyarakat juga yang akan merasakan dampaknya. Kami harapkan ada kerjasama dan Kadin kedepan bisa membuka akses pasar yang secara otomatis bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Belum lagi kita bicara aspek pertambangan. Nah, itu semua tantangan pelantikan hari ini di tengah Pandemi Covid-19. Harapannya, kita harus bergerak dan bekerja sama karena banyak tugas yang ada dihadapan kita,” terang Tahlis. (ino)

Komentar