Seluruh Sangadi di Bolsel Belajar ke Jogja Soal Pengelolaan Dandes

BOGANINEWS, BOLSEL – Sebanyak 76 Sangadi (Kepala Desa) di Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel), Selasa (29/11) kemarin, telah mengunjungi Desa Sidokarto, Kabupaten Sleman, Jogjakarta. Kunjungan tersebut, dalam rangka Studi Banding (Stuban), terkait managemen Pemerintah Desa (Pemdes), khususnya pengelolaan Dana Desa (Dandes) dan Alokasi Dana Desa (ADD).
Asisten I Setda Bolsel, Asyafri Kadullah, dalam kunjungan itu telah memaparkan letak geografis dan topografi Bolsel.‬ Dikatakannya, Bolsel kaya akan potensi alam yang belum digarap. Sehingga, para sangadi datang ke Sleman untuk mempermantap managemen desa. “Terimakasih Pemkab Sleman dan Pemerintah Desa Sidokarto, yang sudah menerima dengan baik dan berbagi pengetahuan tentang managemen desa kepada para Sangadi dari Bolsel,” ucap Alsyari.‬
Lanjutnya, stuban ini bisa menambah wawasan dan informasi kepada seluruh Sangadi, terlebih soal pengelolaan keuangan desa. “Bupati Bolsel sangat mendukung program pemberdayaan masyarakat. Para Sangadi, manfaatkan ilmu yang telah di dapat dan implementasikan di desa masing saat pulang nanti,” pinta Alsyafri.‬
Bupati Sleman, Drs Hi Sri Purnomo, dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Bagian (Kabag) Pemerintah Desa (Pemdes) Sleman, Mardiana, mengatakan,  kedatangan para Sangadi Bolsel merupakan kebanggaan Pemkab Sleman. “Kita bersilaturahmi sambil berbagi pengetahuan dan pengalaman guna pembangunan pemerintah desa,” kata Mardiana.
Sementara itu, Kepala Desa Sidokarta, Istiyarto Agus Sutaryo, memaparkan, pengelolaan Dandes,  ADD dan menagemen desa yang dipimpinnya. Dituturkannya, tahun ini Sidokarto, mengelola Dandes sekira Rp723 juta. Anggaran tersebut katanya, 76 persen dialolasikan untuk pembangunan fisik di 14 padukuhan,  di Desa Sidokarto. “Sisanya program pemberdayaan masyarakat,” jelas Sutaryo. Saat ini katanya, proyek fisik dan program pemberdayaan masyarakat sudah mencapai 90,9 persen. “Saya pastikan setengah bulan lagi semua selesai,” katanya.‬
Untuk Musrembangdes kata Sutaryo,  digelar hanya untuk melegalkan saja. “Semua program sudah dibahas ditingkatkan padukuhan. Jadi saat Musrembangdes, tidak masalah lagi,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan, dalam pengelolaan keuangan perlu kedisiplinan perangkat desa. Bahkan, Pemdes Sidokarto, sudah menggunakan Fingerprint untuk mengetahui kehadiran perangkat desa. “Setiap Senin ketua padukuhan wajib ikut rapat dan memasukkan SPJ anggaran yang sudah digunakan. Kamis rapat koordinasi umum terkait program. Semua administrasi harus tertib,” terangnya.
Dikatakannya lagi, untuk 2017 mendatang, Pemdes Surakarto sudah menggunakan Sistem Keuangan Desa (Siskudes) online. Itu katanya, sesuai Pemendagri Nomor 113 tahun 2014. “Siskudes optimal tahun depan,” ujarnya. ‬‪Pemdes katanya, harus berani mengambil kebijakan, karena masyarakat semakin pintar dan menuntut Pemdes dalam berbagai hal. “Mulai dari bukti fisik penganggaran dan pelayanan administrasi,” ucapnya.‬
Sementara Kaban PMD Bolsel, Arsalan Makalalag, meminta, para Sangadi agar dapat melihat dan memperhatikan apa yang bisa di adopsi di desa masing-masing. “Apalagi tahun depan, seluruh desa di Bolsel akan mengelola anggaran sekira satu miliar,” jelasnya. ‬Sekadar diketahui, Desa Surakarto, merupakan salah terbaik di Jogjakarta dalam administrasi dan pengelolaan keuangan desa. Setelah dari Jogja, para Sangadi akan menuju Jakarta untuk menerima materi dari Kemendes. (Ali)

Komentar