Gubernur Aher Kecewa Revitalisasi Gasibu Asal-asalan

BOGANINEWS, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menilai proses revitalisasi Lapangan Gasibu terkesan asal-asalan. Aher, sapaannya, tampak kecewa dan tak puas setelah melihat langsung kondisi wajah baru Gasibu yang berlokasi di depan Gedung Sate.

Beberapa spesifikasi pengerjaan bangunan seperti anak tangga di lokasi ini tidak mampu mengalirkan air ketika hujan turun. Kondisi tersebut membuat sejumlah anak tangga tergenang.

“Tangga itu kan harusnya miring biar air tidak mengambang. Tapi ini malah miringnya kebalik. Termasuk ketika membuat lengkungan tidak simetri,” ujar Aher di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (13/10/2016).

Wujud revitalisasi Gasibu tidak sesuai harapan orang nomor satu di Pemprov Jabar ini. Aher menganggap proses pengerjaan proyek ini tidak serius. “Mengurangi kualitas, bahkan mengurangi speklah. Ini akibat tender hanya memenangkan harga yang efisien saja, tapi tidak sesuai dengan spek yang ada,” ujar Aher.

Aher juga mengungkapkan sempat melihat ada pemancangan pohon di area ini yang sembarangan. “Tiang pancang untuk pohon pakai kayu sisa bangunan. Kalau di luar negeri seperti di Singapura kan serius itu buat tiang pancang pohon,” kata Aher.

Kawasan Gasibu direvitalisasi sejak Agustus 2015 lalu. Proyek menelan dana Rp 16 miliar ini molor dari target sebelumnya yakni 24 Desember 2015. Sedianya peresmian wajah baru Gasibu bertepatan perayaan menyambut tahun baru 2016 lalu. Namun proses pengerjaan saat itu terhambat karena faktor cuaca.

Aher meminta dinas terkait untuk menegur pihak tender atau pengembang yang mengurus hal ini. “Waktu Desember 2015 banyak sekali kita persoalkan,” katanya.

Sistem merit bakal digunakan Pemprov Jabar. Artinya yang dimenangkan ialah kualitas terbaik dengan harga paling wajar. Menurut Aher, pemenangan tender tidak harus harga paling murah.

“Melainkan harga paling wajar dan kualitas sesuai dengan yang kita inginkan. Memang efisiensi bagus, asal jangan mengorbankan kualitas, karena di lapangan kerap kali membandingkan harga dengan paling murah. Dampaknya ya seperti ini,” tutur Aher.

Komentar